Lahat, 07 Januari 2012
Perjalanan menuju tua, selangkah demi selangkah aku akan menuju kesana. Saat umur ku yang sekarang ini sangat benar-benar agresive sekali untuk melangkah, sangat cepat dan tegak sekali. Seolah langkah ini memburu untuk cepat menjadi tua, setiap harinya melakukan hal yang sama atau berbeda dan selalu terburu-buru dalam melangkah, seolah memang keadaan fisik yang masih mendukung ini membuatku seakan tak takut hari esok, hari tua ku seperti apa. Terkadang rasa takut akan masa depan menghampiriku, ketika masalah-masalah menghampiriku, dan aku tetap haru melangkahkan kaki dengan gagah menjalaninya, bagaikan siap untuk menghadapi masa tua yang belum sama sekali aku mengetahuinya. Dimasa kecilku aku tak pernah untuk memikirkan ini, aku merasa berjalan yang selalu memiliki penuntun, aku tak pernah takut saat itu. selalu tersenyum dan menangis tanpa beban. seolah sesuka ku saja menjalani hidup saat itu. Sesuatu yang ku inginkan hanya tinggal meminta kepada orang tua ku, dan tak pernah memikirkan bagaimana orang tua ku bisa memenuhi permintaanku. Aku hanya tau apa yang telah aku minta akan dipenuhi dan harus segera dipenuhi. Saat hal-hal itu tidak dapat terpenuhi aku tinggal menangis dan merengek, aku tak memikirkan perasaan apa yang ada didalam hati orang tua ku. Saat aku tampil sebagai remaja, aku merasa cukup dewasa dengan segala tindakan dan perlakuanku. seolah tak ingin mendengarkan apa yang diamanatkan orang tua dan abang kakakku. Saat itu aku hanya membuat diriku agar dapat menjadi panutan adikku, tapi dengan yang sok dewasa. Pamer sekali akan kemampuanku saat aku berjauhan dengan mereka, merasa sempurna dalam menjalani masa masa remaja itu. Sekarang ini adalah masa yang sebenarnya aku sudah mencapai atau menjadi seperti apa, bertambahnya umur dan tak merasakan adanya perubahan besar dalam diriku, aku masih saja seperti anak kecil, dan anak remaja yang selalu mementingkan ego ketimbang hal-hal yang lain. Terkadang semua permasalahan dapat aku selesaikan sendiri tanpa bantuan mereka-mereka.
Kemarin, ya kemarin hanya beberapa menit aku memperhatikan seorang kakek tua berjalan sendiri menelusuri jalan yang sepi sendiri. Tepat sekali aku berjalan dibelakangnya, dia berjalan dengan sangat pelan, dibantu tongkat ditangan kanannya. Akupun sejanak memperlambat jalanku dan memperhatikannya, aku merasa seperti dia. Merasa seperti susahnya meneruskan perjalanan itu, sejenak berhenti melihat lurusnya jalan yang sedikit menanjak. Dia menghela nafas saat terhenti, dan melanjutkan jalannya kembali. Tampak dia mengusahakan tetap berjalan gagah dan ingin menyelesaikan perjalanan yang kuanggap tidak sebegitu jauh. Untuknya pastilah dia benar-benar sangat berjuang sampai tujuan. Ini yang menjadikanku sedikit memikirkan tentang apa yang telah aku lakukan sekarang, sudahkah aku melakukan hal yang sama seperti dia, melakukan perjuangan dan menjalani kehidupan untuk sampai keperaduan terakhir. Aku terus mengikuti langkah jalannya, pelan-pelan dan kubuat agar dia tidak tahu bahwa ada seorang yang sedang memperhatikan gerak geriknya. Dalam perjalanannya itu dia saling bertegur sapa dengan orang-orang yang umurnya jauh dibawah, ya tersenyum seolah tak ada permasalahan yang pernah atau sedang menghampirinya. Sangat bersinar dan ikhlas sekali paras senyumnya, lembut sekali. bahkan aku pun sendiri merasa tak pernah memberikan senyum sepertinya selama aku hidup. Aku tak mengetahui siapa kah yang sedang menunggunya dirumah, siapakah yang telah mempersiapkan makanannya, tetapi seolah dia benar-benar harus sampai tujuannya. Ini merupakan pelajaran yang sangat berguna untukku, aku bisa mengambil untuk kujadikan semangat dalam perjalananku. Mungkin terlalu berlebihan cara pandang pemikiranku, tapi ini sangat bener-benar berguna bagiku.
Terimakasih kakek, aku akan selalu mengingat apa yang aku fikirkan saat aku berada dibelakangmu saat itu.
Selalu sabar, tetap semangat, MERDEKA TERUSS!!!
Perjalanan menuju tua, selangkah demi selangkah aku akan menuju kesana. Saat umur ku yang sekarang ini sangat benar-benar agresive sekali untuk melangkah, sangat cepat dan tegak sekali. Seolah langkah ini memburu untuk cepat menjadi tua, setiap harinya melakukan hal yang sama atau berbeda dan selalu terburu-buru dalam melangkah, seolah memang keadaan fisik yang masih mendukung ini membuatku seakan tak takut hari esok, hari tua ku seperti apa. Terkadang rasa takut akan masa depan menghampiriku, ketika masalah-masalah menghampiriku, dan aku tetap haru melangkahkan kaki dengan gagah menjalaninya, bagaikan siap untuk menghadapi masa tua yang belum sama sekali aku mengetahuinya. Dimasa kecilku aku tak pernah untuk memikirkan ini, aku merasa berjalan yang selalu memiliki penuntun, aku tak pernah takut saat itu. selalu tersenyum dan menangis tanpa beban. seolah sesuka ku saja menjalani hidup saat itu. Sesuatu yang ku inginkan hanya tinggal meminta kepada orang tua ku, dan tak pernah memikirkan bagaimana orang tua ku bisa memenuhi permintaanku. Aku hanya tau apa yang telah aku minta akan dipenuhi dan harus segera dipenuhi. Saat hal-hal itu tidak dapat terpenuhi aku tinggal menangis dan merengek, aku tak memikirkan perasaan apa yang ada didalam hati orang tua ku. Saat aku tampil sebagai remaja, aku merasa cukup dewasa dengan segala tindakan dan perlakuanku. seolah tak ingin mendengarkan apa yang diamanatkan orang tua dan abang kakakku. Saat itu aku hanya membuat diriku agar dapat menjadi panutan adikku, tapi dengan yang sok dewasa. Pamer sekali akan kemampuanku saat aku berjauhan dengan mereka, merasa sempurna dalam menjalani masa masa remaja itu. Sekarang ini adalah masa yang sebenarnya aku sudah mencapai atau menjadi seperti apa, bertambahnya umur dan tak merasakan adanya perubahan besar dalam diriku, aku masih saja seperti anak kecil, dan anak remaja yang selalu mementingkan ego ketimbang hal-hal yang lain. Terkadang semua permasalahan dapat aku selesaikan sendiri tanpa bantuan mereka-mereka.
Kemarin, ya kemarin hanya beberapa menit aku memperhatikan seorang kakek tua berjalan sendiri menelusuri jalan yang sepi sendiri. Tepat sekali aku berjalan dibelakangnya, dia berjalan dengan sangat pelan, dibantu tongkat ditangan kanannya. Akupun sejanak memperlambat jalanku dan memperhatikannya, aku merasa seperti dia. Merasa seperti susahnya meneruskan perjalanan itu, sejenak berhenti melihat lurusnya jalan yang sedikit menanjak. Dia menghela nafas saat terhenti, dan melanjutkan jalannya kembali. Tampak dia mengusahakan tetap berjalan gagah dan ingin menyelesaikan perjalanan yang kuanggap tidak sebegitu jauh. Untuknya pastilah dia benar-benar sangat berjuang sampai tujuan. Ini yang menjadikanku sedikit memikirkan tentang apa yang telah aku lakukan sekarang, sudahkah aku melakukan hal yang sama seperti dia, melakukan perjuangan dan menjalani kehidupan untuk sampai keperaduan terakhir. Aku terus mengikuti langkah jalannya, pelan-pelan dan kubuat agar dia tidak tahu bahwa ada seorang yang sedang memperhatikan gerak geriknya. Dalam perjalanannya itu dia saling bertegur sapa dengan orang-orang yang umurnya jauh dibawah, ya tersenyum seolah tak ada permasalahan yang pernah atau sedang menghampirinya. Sangat bersinar dan ikhlas sekali paras senyumnya, lembut sekali. bahkan aku pun sendiri merasa tak pernah memberikan senyum sepertinya selama aku hidup. Aku tak mengetahui siapa kah yang sedang menunggunya dirumah, siapakah yang telah mempersiapkan makanannya, tetapi seolah dia benar-benar harus sampai tujuannya. Ini merupakan pelajaran yang sangat berguna untukku, aku bisa mengambil untuk kujadikan semangat dalam perjalananku. Mungkin terlalu berlebihan cara pandang pemikiranku, tapi ini sangat bener-benar berguna bagiku.
Terimakasih kakek, aku akan selalu mengingat apa yang aku fikirkan saat aku berada dibelakangmu saat itu.
Selalu sabar, tetap semangat, MERDEKA TERUSS!!!
mantaaapp gan..
BalasHapusthankyuuu mr, boting...
BalasHapus