Kamis, 04 Juli 2013

Aku Malu Pada Ramadhan

Assalaamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

 

 

Aku Malu Pada Ramadhan

 

Ramadhan datang dan Rasullulah bersukacita karena pada bulan ini seluruh berkah turun ke bumi bagai hujan yang tak kenal henti. Bahkan tidur pada bulan ini pun mendapatkan berkah. Ramadhan adalah bulan ceria karena malaikat-malaikat turun ke bumi dan memberikan doa kesejahteraan dan kedamaian “salamun hiya hatta mathla’il fajar”

 

Tetapi aneh, Kita tak bisa langsung menemukan sukacita itu. Hal pertama yang terasa ketika Ramadhan datang adalah rasa malu. Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan yang kesekian kali, tahun lalu pun kita mengalami Ramadhan dan saat itu kita sudah tahu bahwa Ramadhan adalah bulan training. Puasa diantaranya, dilakukan agar kita dapat melatih diri, hidup dengan mengendalikan hawa nafsu.

 

Tetapi setelah satu bulan Ramadhan tahun lalu, kita tak pernah memahami kata syawwal. Syawwal berarti “bertumbuh” atau “bertambah”. Bila syawwal berarti “bertumbuh”, berarti Ramadhan adalah saat menanam, sebulan penuh kita menanam dan menata seluruh perilaku sesuai dengan kehendak dan aturan Allah. Bila syawwal berarti “bertambah”, berarti Ramadhan adalah saat menabung modal.

 

Melalui Ramadhan, kesadaran kita diisi dengan nikmatnya beribadah secara berjamaah, sekeluarga, dan sekampung halaman. Namun setelah syawwal datang, pada tahun lalu, pertumbuhan dan pertambahan itu kita lupakan, kita lebih tertarik untuk mengenakan baju baru, makanan segar di pagi hari, dan kembali membicarakan orang.

 

Kita malu Ya Ramadhan. Hati ini tidak persis seperti sebuah cermin, yang di usap debunya selama Ramadhan dan menerima kebeningan pada bulan-bulan lainnya. Hati ini persis sebuah bendungan yang menahan gejolak nafsu sebulan penuh, lalu jebol pada tanggal 1 Syawwal.

 

Namun, diam-diam ada juga rasa sukacita mungkin dengan kadar yang lebih rendah dari sukacitanya panutan kita Nabi Muhammad SAW. Sukacita itu berasal dari kesempatan yang diberikan Allah, kesempatan untuk ikut kembali training agung ini. Terima kasih Allah, engkau Guru yang Maha Guru. Kalau lah Engkau guru biasa, tentu sudah lama Engkau memarkir hamba dari training tahun ini.

 

Seorang murid yang terus-menerus tidak lulus dan membandel biasanya akan diskors atau dianggap tidak layak mengikuti program. Namun Engkau, Mahaguruku, begitu Kasih dan Pengampun pada murid yang Bengal sekalipun Engkau masih tawarkan training agung ini, sekali lagi! Subhannallah, alasan apa lagikah bagi kami untuk tidak mensyukuri kehendak-Mu!, saat menyadari rasa sukacita ini, saya melonjak-lonjak ketika mendengar seruan Hai Orang yang beriman diwajibkan atas kamu Berpuasa.. “Ya..saya mau beriman, saya mau berpuasa, saya mau dibasuh agar menjadi tawakal!” Saya melonjak-lonjak seperti seorang anak kecil yang diberi hadiahi oleh gurunya.

 

Tidak terasa, Ramadhan  akan  kembali menyapa. Bulan agung yang penuh berkah itu tak pernah jemu datang berkunjung. Penghulu segenap bulan yang sarat dengan cinta itu tak pernah letih menebar kasih. Bulan utama pemutih noda itu tak pernah lelah mengalirkan maghfirah. Dalam bulan dengan berjuta pahala itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu oleh Sang Maha Pencinta.

 

Oleh : Bambang Qomaruzzam

 

Wassalaamu’alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh

 

 

Garis.bmp

 

Tiada Kata Seindah dzikir

Tiada Hari Seindah Hari  Ramadhan

Untuk itu ijinkan kedua tangan bersimpuh MAAF

UNTUK linsan yang tak terjaga, janji yang terabaikan, hati yang berprasangka & semua sikap yang pernah menyakitkan baik lisan maupun tulisan.

MOHON MAAF LAHIR & BATHIN, SELAMAT MENYAMBUT BULAN RAMADHAN  dan MENUNAIKAN ibadah puasa.