Sabtu, 23 April 2011

Geo - Coal : Teknologi Baru Tingkatkan Kalori Batubara

Presiden Direktur PT. Total Sinergi Interna-
tional (PTTSI) Harsudi Supandi (tengah) dan
Presiden Komisaris PTTSI Rashid Maidin (ka-
nan) dan Komisaris PTTSI Ng Xinwei usai
peluncuran produk Geo-Coal di Jakarta Selasa,
20 April 2011. (Taufiequrrohman/TAMBANG)

Alamsyah Pua Saba
alam@majalahtambang.com

Jakarta-TAMBANG- Upaya nilai tambah batubara terus dilakukan. Salah satunya dengan peningkatan kalori batubara kalori rendah menjadi kalori sedang atau tinggi. Sebuah teknologi baru peningkatan kalori batubara diluncurkan, Geo-Coal, demikian nama teknologi tersebut.


Geo-coal dikembangkan oleh PT. Total Sinergy International (TSI). Adalah Harsudi Supandi, President Director TSI yang melakukan pengembangan teknologi ini. �Ini adalah teknologi murni hasil temuan kita sendiri,� demikian ujar Harsudi saat peluncuran produk tersebut.


Saat ini hak patennya sudah didafatarkan oleh Drew & Naper LLC, untuk terobosan teknologi yang dikembangkan di Asia. Namun menurut Harsudi lagi, proses akhir dari paten tersebut menunggu lebih kurang satu tahun lagi.


Namun , lebih lanjut katanya, dari hasil observasi dan penelitian yang dilakukan terhadap teknologi peningkatan kalori batubara yang dilakukan, Geo-Coal, merupakan sebuah teknologi baru yang berbeda dengan teknologi sejenis lainnya.


Harsudi mengatakan, dari batubara kalori rendah setelah melalui proses teknologi Geo-Coal, akan menghasilkan batubara dengan berbagai jenis kalori. Ada Geo-Lite, dengan kalori 4.800 sampai 5.700 kcal, kemudian Geo-Hi, untuk batubara kalori 5.700 sampai 6.800 kcal dan Geo-Met untuk batubara kalori di atas 6.800 kcal.


Geo-Coal sendiri sudah meneken tanda tangan kerjasama dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk PLTU 2x300 MW di Labuan, Banten. Rencananya selesai pembangunan akan dilakukan pada Agustus 2011.


Untuk PLTU Labuan, rencananya batubara yang dkan dinaikan kalorinya, dari kalori di bawah 4000 kcal menjadi kalori 4.800 kcal. Kalori tersebut, sesuai dengan kapasitas power plan di pembangkit milik PLN tersebut.


�Kapasitas batubara yang dipakai di PLTU Labuan, di atas 1 juta ton per tahun,� ujarnya.



Selain dengan PLN, Geo-Coal juga akan dipakai di Tamiang Layang, Kalimantan Tengah pada akhir Juni 2011. Kapasitas yang direncanakan sekitar 500.000 metrik ton per tahun.


Sebelum menandatangani proyek dengan PLN ataupun untuk tambang batubara di Kalimantan Tengah, Geo-Coal sudah diujicobakan oleh TSI di pilot plant di Curug, Tangerang.

Menurut Harsudi, dalam proses geo-Coal, ada lima proses yang dilakukan. Pertama, persiapan batu bara run-of-mine (ROM), yaitu mengantarkan batu bara ROM ke pabrik Geo-Coal. Kedua, proses penghancuran batu bara dalam berbagai ukuran. Biasanya 5-50 mm.


Ketiga, proses pengeringan. Gas panas dari pembakaran gasifikasi memanaskan batubara dengan uap per panas untuk mengeluarkan kelembaban. Kemudian keempat, proses seting. Pada tahap ini, modifikasi temperatur gabungan dari hardgrove grindability index (HGI), konten materi yang mudah terbakar dan debu dari batubara.


Yang terakhir adalah proses pendinginan. Batubara yang sudah dinaikan kulaitasnya dilakukan pendingainan dan siap untuk dikonsumsi dalam kalori yang lebih tinggi.


Yang membedakan Geo-Coal dengan teknologi lainnya semisal Upgrading Brown Coal (UBC), adalah pada prosesnya. Geo-coal, melalui proses yang lebih singkat dan simple. Selain itu, pada proses lain, pada akhir, batubara akan dipadatkan menjadi briket, tetapi Geo-Coal, tidak.


�Tidak ada proses pemadatan batubara menjadi briket. Tetapi tetap seperti bentuk semua, dengan kalori yang lebih tinggi,� jelasnya.


Lebih lanjut ia mengatakan, investasi yang dibutuhkan untuk untuk kapasitas 500.000 ton sebesar US$ 5 juta. Sementara untuk kapasitas batubara 1 juta ton membutuhkan biaya sebesar US$ 10 juta dolar.


� Yang jelas, investasi untuk Geo-Coal, jauh lebih murah dibandingkan dengan teknologi lainnya,� pungkasnya. []


Jumat, 22 April 2011

Kerangka Laporan Eksplorasi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Lokasi dan Kesampaian Daerah
1.4. Waktu Pelaksanaan
1.5. Metode dan Peralatan
1.6. Pelaksanaan
1.7. Rincian Biaya

BAB II
GEOLOGI
2.1. Geologi Umum
2.2. Geologi Lokal dan Sumber Daya Mineral
2.2.1. Struktur Geologi Daerah Penyelidikan
2.2.2. Stratigrafi Daerah Penyelidikan
2.2.3. Morfologi
2.3. Penyelidikan Terdahulu

BAB III
KEGIATAN PENYELIDIKAN
3.1. Penyelidikan Sebelum Lapangan
3.1.1. Peta Dasar
3.1.2. Keadaan Lingkungan, Topografi, dam Morfologi
3.1.3. Vegetasi/Flora
3.1.4. Fauna
3.1.5. Tata Guna Lahan
3.1.6. Penduduk
3.1.7. Iklim
3.2. Penyelidikan Lapangan
3.2.1. Persiapan Penyelidikan
3.2.2. Pemetaan Geologi
3.2.3. Analisa Laborotorium
3.2.4. Pemboran dan Sumur Uji ( Tes Pit )
3.2.5. Pembuatan Peta Topografi
3.2.6. Penyelidikan Lain
3.4. Pengolahan Data
3.4.1. Pengolahan Data Geologi
3.4.2. Pengolahan Data Analisis Kimia dan Cadangan Batubara

BAB IV
HASIL PENYELIDIKAN
4.1. Geologi
4.1.1. Litologi
4.1.2. Stratigrafi
4.1.3. Kondisi Singkapan
4.2. Analisa Laboratorium
4.3. Iklim
4.4. Pemboran dan Sumur Uji ( Tes Pit )
4.5. Pemineralan
4.6. Estimasi Sumber Daya / Cadangan
4.7. Rekomendasi Geoteknik
4.8. K-3
4.8.1. Peralatan
4.8.2. Langkah - Langkah Pelaksanaan K-3 Eksplorasi

BAB V
KESIMPULAN dan SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

Kamis, 07 April 2011

In House Training From Sucofindo



Lahat, South Sumatera 5-6 Desember 2010

PENGANTAR PENGETAHUAN GEOLOGI

Skala Waktu Geologi

Geologi Indonesia

Kepulauan Indonesia berada diantara tiga lempeng tektonik besar, yaitu Lempeng Hindia-Australia, Lempeng Pasific, dan Lempeng Eurasia.

Terdapat 3 batuan, adalah sbb:
  • Batuan beku, batuan yang terjadi karena pembekuan magma, berkomposisi silikat, bersuhu tinggi (>700 derajat celcius)
  • Batuan Metamorfik, adalah batuan yang mengalami perubahan, baik tekstur maupun komposisi mineraloginya, karena kenaikan suhu atau tekanan, terbentuk dalam fasa padat.
  • Batuan Sedimen, merupakan hasil rombakan yang terhimpun, terdiri dari fragmen-fragmen bahan-bahan mineral secara kimia atau organik atau kegiatan kehidupan. (batubara merupakan batuan sedimen).
PENGANTAR PENGETAHUAN BATUBARA

Definisi Batubara
  • Thiessen (1974), Batubara adalah suatu benda pada yang kompleks, terdiri dari bermacam-macam unsur yang memiliki banyak komponen kimia, dimana hanya sedikit dari komponen kimiatersebut dapat diketahui atau suatu benda padat organik yang memiliki komposisi kimia yang sangat rumit.
  • Spackman (1958), Batubara adalah suatu benda padat karbonan berkomposisi maseral.
  • The international Hand Book of Coal Petrography (1963), Batubara adalah batuan sedimen yang mudah terbakar, terbentuk dari sisa-sisa tanaman dalam variasi tingkat pengawetan, diikat oleh proses kompeksi dan terkubur dalam cekungan-cekungan yang diawali pada kedalaman yang tidak terlalu dangkal.
  • Achmad Prijono, dkk (1992), Batubara adalah bahan bakar hydrocarbon padat yang terbentuk dari tetumbuhan dalam lingkungan bebas oksigen dan terkena pengaruh panas serta tekanan yang berlangsung lama sekali.
Faktor - Faktor Pembentukan Batubara

Konsep pembentukan batuan :
1. Prinsip Sedimentasi
2. Skala Waktu Geologi

Proses pembentukan batubara :
1. Pembusukan
2. Pengendapan
3. Dekomposisi
4. Geotektonik
5. Erosi












Komposisi Kimia & Fisik Batubara


*Secara sederhana dapat dikatakan batubara mengandung : Air (H20)
*Senyawa Utama/Organic Material,
combustable Material (karbon padat, semyawa hidro carbon, senyawa sulphur, senyawa nitrogen)
*Non Combustible Material/Abu (ash)/ Material.

Dua sifat fisik batubara yang menyangkut preparasi batubara adalah:
  • Ukuran butir
  • Berat Jenis
Pengetahuan mengenai distribusi ukuran penting dalam melakukan preparasi batubara untuk mengetahui distribusi ukuran, penentuan kualitas dan kuantitas batubara, dan jenis proses yang akan digunakan

Berat jenis batubara akan mempengaruhi kualitas batubara dalam penggunaan. Berat jenis yang rendah, mempunyai sifat pembakaran yang baik.

Rank / Tingkatan Batubara












Penggunaan Batubara

Secara garis besar penggunaan batubara dibagi menjadi 3 katagori :
1. Metallurgical Coals,
  • Batubara yang mempunyai apa yang disebut sebagai sifat-sifat kuking/coke
  • kokas/coke biasanya digunakan dalam proses pembuatan baja
  • sekitar 25% dari produksi batubara dunia
Parameter Analisa Berdasarkan Penggunaan batubara :
  • Total Moisture
  • Ash
  • Crucible Swelling number
  • Fluidity
  • Dilatation
  • Coke Strength
  • Maceral Anlysis
  • Mean Maximum Reflectance
  • Phosporus
  • Size Distribution
2. Steaming Coals,
  • Batubara yang dibakar untuk menaikkan ketel uap untuk pembangkit tenaga listrik dan juga digunakan untuk pembakaran langsung dalam pabrik semen.
  • sekitar 70% dari produksi batubara dunia
Parameter Analisa Berdasarkan Penggunaan batubara :
  • Total Moisture
  • Ash
  • Volatile Matter
  • Total Sulphur
  • Caloric Value
  • Carbon dan Hydrogen
  • Nitrogen
  • Ash Anlysis
  • Ash Fusibility
  • Trace Elements
  • HGI
  • Size Distribution
3. Conversion and Special Coals.
  • Batubara yang digunakan sebagai bahan dalam produksi gas dan/produk bahan bakar cair/liquid products derived from coal
  • Batubara untuk penggunaan khusus, seperti elektroda karbon aktif
  • persentase yang kecil dari produksi batubara dunia.
Parameter Analisa Berdasarkan Penggunaan batubara :
  • Fischer Assay
  • Petrographic Analysis
  • Steaming Coal Parameters

the referance of best services on time for mineral

Article Majalah Tambang

Oleh: Makmun
Peneliti Utama Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan

Permintaan batubara ke depan nampaknya akan mengalami peningkatan yang cukup besar. Setidak-tidaknya ini dapat diproxy kebutuhan impor batubara dari beberapa negara maju maupun negara berkembang. Berdasarkan data yang dirilis oleh Merrill Lynch 8 Juni 2010 yang lalu kebutuhan impor batubara pada tahun 2009 mencapai 591 metrik ton (Mt), tahun 2010 diperkirakan naik menjadi 635 Mt dan pada tahun 2015 diperkirakan akan naik menjadi 803 Mt.

Sementara itu apabila diproxy dari tingkat konsumsi batubara, menurut International Energy Agency (IEA) pada 1990 total konsumsi batubara dunia baru mencapai 3.461 juta ton, pada 2007 meningkat menjadi 5.522 juta ton atau meningkat sebesar 59,5%, atau rata-rata 3,5% per tahun dan . IEA juga memperkirakan konsumsi batubara dunia akan tumbuh rata-rata 2,6% per tahun antara periode 2005-2015 dan kemudian melambat menjadi rata-rata 1,7% per tahun sepanjang 2015-2030.

Meningkatnya konsumsi batubara dunia tidak terlepas dari meningkat pesatnya permintaan energi dunia dimana batubara merupakan pemasok energi kedua terbesar setelah minyak dengan kontribusi 26%. Peran ini diperkirakan akan meningkat menjadi 29% pada 2030. Sedangkan kontribusinya sebagai pembangkit listrik diperkirakan juga akan meningkat dari 41% pada 2006 menjadi 46% pada 2030. Meningkatnya peran batubara sebagai pemasok energi di masa-masa mendatang membuat industri ini memiliki daya tarik yang sangat besar bagi para investor tak terkecuali di Indonesia.

World Energy Council memperkirakan cadangan batubara dunia terbukti mencapai 847.488 juta ton pada akhir 2007 yang tersebar di lebih dari 50 negara. Berdasarkan kandungan kalorinya, sebesar 50,8% berupa anthracite (kalori sangat tinggi) dan bituminous (kalori tinggi), dan 48,2% berupa sub bituminous (kalori sedang) and lignite (kalori rendah). IEA memperkirakan, dengan tingkat produksi saat ini batubara dunia dapat dieksploitasi setidaknya hingga 133 tahun ke depan, lebih lama dibanding cadangan minyak terbukti dan gas yang diperkirakan hanya dapat dieksploitasi sekitar 42 dan 60 tahun kedepan

Meskipun tersebar di lebih dari 50 negara, sekitar 76,3% cadangan batubara terbukti terkonsentrasi di 5 negara yakni Amerika Serikat (28,6%), Rusia (18,5%), China (13,5%), Australia (9%) dan India (6,7%). Pada 2007 kelima negara ini memberikan kontribusi sebesar 82% terhadap total produksi batubara dunia yang sebesar 5.543 juta ton.

Produsen batubara terbesar dunia tercatat China, AS, India, Australia, Afrika Selatan dan Indonesia. Pada 2007, ketujuh negara produsen ini menghasilkan sekitar 90,6% dari total produksi batubara dunia. China merupakan produsen terbesar yang menyumbang hampir separuh produksi dunia yakni 46% pada 2007, diikuti oleh AS 17,7%, dan India 8,2%. Meskipun sebagai produsen batubara terbesar, China sekaligus tercatat sebagai pengkonsumsi batubara terbesar dunia yang mencapai 46% dari total konsumsi dunia. Itu sebabnya dalam jajaran negara-negara pengimpor batubara, China termasuk dalam pengimpor keenam terbesar dunia dengan total impor 48 juta ton pada 2007.

Prospek

Prospek batubara ke depan diperkirakan akan semakin cerah. Meskipun terjadi penurun permintaan batubara dari negara-negara anggota OECD, penurunan ini akan tertututupi oleh peningkatan permintaan di kawasan Asia, khususnya China. Sementara itu adanya kendala pasokan, justru akan mendongkrak naiknya harga batubara. Diperkirakan harga batubara akan pada tahun 2011 menembus US $ 110 / ton.

Issue berkenaan dengan pembatasan ekspor batubara dari Afrika Selatan dan kemungkinan akan dilonggarkannya pada tahun 2011 diperkirakan akan berdampak pada perkembangan harga dalam jangka menengah. Begitu pula halnya dengan ekspor batubara Australia juga diharapkan juga akan meningkatkan pada tahun 2011, namun demikian belum dapat diharapkan laju pertumbuhannya tinggi. Pertumbuhan ekspor Indonesia diperkirakan masih akan mengalami perlambatan, karena lebih ditujukan untukn memenuhi permintaan domestik. Dalam lima tahun terakhir, ekspor Indonesia meningkat dengan 80%, namun dalam lima tahun ke depan mungkin akan turun hanya menjadi lanjut 20%.

Meskipun terjadi perlambatan pertumbuhan permintaan, diperkirakan impor China akan mengalami bullish. Dalam jangka pendek diperkirakan permintaan batubara oleh China akan terjadi perubahan dari tingkat moderat ke tingkat yang sangat tinggi. Namun demikian diperkirakan harga batubara masih akan dipengaruhi oleh faktor musiman, persediaan yang rendah, dan masalah transportasi. Sementara itu dalam jangka panjang, permintaan batubara diperkirakan akan menguat sejalan dengan beroperasinya pembangkit listrik bertenaga batubara baik di Indonesia maupun China. Dengan demikian akan tetap menjadi sumber pasokan yang menarik bagi Indonesia dan Cina.

Prospek batubara yang cerah nampaknya juga akan didukung oleh issue pasokan batubara dan pertumbuhan permintaan yang kuat dari Cina dan India.Sedangkan untuk Afrika Selatan mungkin tidak akan menghadapi masalah pasokan, namun demikian negara ini mungkin akan menghadapi risiko downside lebih lanjut. Hal ini disebabkan pasar batubara Eropa, pembeli utama Afrika Selatan, sedikit mengalami tekanan akibat terkena imbas krisis Yunani.

Namun demikian ekspor Afrika Selatan akan kembali normal, karena secara umum permintaan batubara dari Afrika Selatan batubara tetap didukung oleh tarif angkut rendah dan meningkatkan perdagangan posisi kompetitif vis-à-vis pasar Asia.

Sementara itu ekspor batubara Australia dalam beberapa tahun mendatang diperkirakan akan semakin meningkat sejalan dengan telah beroperasinya Newcastle dengan kapasitas penuh. Disamping itu peningkatan ekspor ini juga didorong oleh peningkatan produksi yang berasal NCIG tahap pertama dan ekspansi terminal batubara Kooragang Island. Sementara itu pada tahun-tahun mendatang Australia juga akan mendapatkan tambahan pasokan karena mulai beroperasinya Moolarben (6.2mtpa pada 2011) dan Narrabri (5mtpa pada 2013).

Peranan Indonesia

Indonesia sendiri mengalami pertumbuhan konsumsi batubara yang cukup spektakuler dalam sepuluh tahun terakhir. Peningkatan jumlah konsumsi yang sangat tajam tersebut disebabkan meningkat tajamnya permintaan batubara sebagai sumber energi terutama untuk pembangkit listrik, baik di dalam negeri maupun di negara-negara importir. Tidak mengherankan apabila sejalan dengan itu jumlah perusahaan pertambangan batubara di Indonesia pun tumbuh pesat khususnya dalam beberapa tahun terakhir. Sampai dengan 2003 misalnya tercatat 251 perusahaan penambangan batubara di Indonesia.

Sejalan dengan prospek bisnis batubara yang diperkirakan semakin membaik di atas, ekspor batubara Indonesia diperkirakan tetap akan terus tumbuh, meskipun dengan tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya. Dalam lima tahun terakhir, ekspor batubara Indonesia naik dari 129 Mt 92005) menjadi 220 Mt (2009), namun dalam lima tahun mendatang diperkirakan pertumbuhan ekspor Indonesia akan mengalami perlambatan. Pada tahun 2010 diperkirakan ekspor batubara Indonesia akan mencapai 230 Mt dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 276 Mt.

Ekspor batubara Indonesia ke depan kemungkinan akan didominasi batubara berkualitas atau berkalori rendah, yakni batubara yang memiliki kelembaban tinggi dan kandungan energi rendah. Namun demikian Indonesia akan dihadapkan dengan masalah biaya pengiriman yang lebih tinggi. Dominasi batubara berkualitas rendah ini tidak terlepas dari China dan India sebagai pasar utama batubara Indonesia, yang memang membutuhkan batubara berkualitas rendah untuk pembangkit listrik baru mereka. Tentunya ini dengan asumsi pembangunan pembangkit listrik di kedua negara tersebut tidak mengalami gangguan.

Dalam percaturan perdagangan batubara dunia, Indonesia akan memiliki peran yang semakin penting dari tahun ke tahun baik sebagai produsen maupun sebagai eksportir. Pada 2009 Indonesia berada di posisi ketujuh terbesar produsen batubara dunia dengan kontribusi 4,2% dan di posisi kedua terbesar sebagai eksportir batubara dengan total volume ekspor 220 Mt.


Rabu, 06 April 2011

I'm Juventini


juventus,
salah satu club favorit saya, juventus adalah club yang berlaga dikompetisi seri a - italy. awal pertama saya menyukai club ini pada tahun 1997 saat saya duduk dikelas 1 smp. pertama sekali menonton pertandingannya melalui siaran langsung yang ditayangkan salah satu stasium tv swasta. saat itu hanya delpiero, inzaghi dan zidane yang saya kenal, dan setelah saya mulai mengikuti perkembangan club ini, menjadikan saya mengenal smua pemain yang berada pada squad juventus keseluruhan. dari juventus ini saya mencintai italy sebagai favorit negara saat berkompetisi dipiala dunia maupun piala eropa. saya selalu memperhatikan club ini sampai sekarang, baik naik ataupun turun prestasinya dalam kancah sepakbola dunia.

tahun ini prestasinya emang kurang menguntungkan, terdepak dari eropa league dan menghuni papan tengah dikompetisi serie a. walau begitu saya tetap optimis pada juventus. walau belum bisa dibilang fans fanatik, tapi kesetiaan saya pada club ini merupakan suatu bukti kalau saya sangat memfavoritkan juventus untuk selamanya. saya akan selalu menemani juventus dalam mengarungi kompetisi sampai kapanpun.

viva juventus
juventini forever..