Senin, 30 Januari 2012

Belajar dari Kura-Kura

Oleh: Rio Efendi Turipno, S.Psi

Apa yang membedakan manusia dengan makhluk lain? Kita bilang; ‘akal!’. Manusia memiliki akal, sedangkan mahluk lain tidak. Itulah sebabnya manusia bisa mengklaim diri sebagai mahluk Tuhan yang paling sempurna. Sebab, dengan akalnya itu manusia bisa melakukan begitu banyak hal yang tidak bisa dilakukan kucing, kelinci, ataupun bunga melati. Sayangnya, tidak semua yang bisa dilakukan manusia itu digunakan untuk kebaikan sesama. Karena pada kenyataannya, akal kita sering digunakan untuk ‘mengakal-akali’ dengan cara melakukan apapun demi kepentingan segelintir individu atau kelompok tertentu. Oleh karena itu, banyak buah pahit dari hasil karya akal manusia itu. Dengan demikian, untuk menjadi ‘mahluk sempurna’ seperti klaimnya, manusia mesti memiliki piranti lain. Sehingga kecerdasan akalnya dapat diimbangi oleh kearifan dari dalam dirinya. Apakah gerangan piranti itu?
Sesekali, kita perlu memperhatikan para kura-kura. Seekor kura-kura kalau hendak berjalan pastilah akan mengeluarkan kepalanya dari dalam tempurungnya. Dan ini adalah isyarat yang kura-kura berikan pada kita bahwa memang benar kita harus menggunakan kepala alias otak dan akal pikiran kita supaya kita bisa melakukan ini dan itu. Tanpa kepala kita tidak bisa membangun suatu hasil karya cipta apapun. Sebab, kepalalah pusat segala kekuatan kreatif imajinatif yang membantu menusia menghasilkan berbagai macam penemuan. Sehingga, kita bisa membangun peradaban. Itu benar.

Tetapi, mari perhatikan sang kura-kura itu sekali lagi. Dalam perjalanannya, dia sering berhenti. Dan ketika berhenti melangkah itu dia menarik kepalanya kembali masuk kedalam cangkang tempurungnya. Lalu dia berdiam diri. Pertanda apakah gerangan ini? Ini adalah tanda pengingat bagi kita yang terlampau mengutamakan akal, bahwa; sesekali kita harus menarik kekuatan akal itu ke belakang layar. Kemudian mendekatkan kepala kita kedada dimana didalam bersemayam sesuatu yang biasa kita sebut sebagai hati nurani. Sebab, kata kura-kura:’hati nurani itu akan membantu kita mengarahkan akal pikiran’.
Ketika akal berjalan sendirian, maka hasil pemikiran kita hanya akan menjadi sebatas proses eksplorasi dan eksploitasi atas keuntungan, kemudahan, kenikmatan dan hal-hal serupa itu. Apakah itu mengganggu orang lain? Akal tidak terlampau peduli, karena fungsi utamanya adalah untuk membuat hidup kita lebih mudah dan indah. Soal orang lain rugi atau terganggu oleh kaidah-kaidah yang dihasilkannya, itu soal lain. Itulah sebabnya, mengapa banyak orang yang berbisnis tanpa mempedulikan moral, lingkungan, atau kepentingan orang lain. Orang lain bagi mereka adalah lahan untuk dieksploitasi. Itulah juga sebabnya mengapa banyak orang yang tidak peduli pada kepentingan tetangga hanya untuk memenuhi kepentingan rumah dan keluarganya belaka. Tetangga bagi mereka adalah objek yang boleh dikorbankan demi kepentingan dirinya sendiri.
Kata kura-kura; “Berhenti sejenak dari terlampau menggunakan akal kamu. Dan sesekali ajaklah dirimu untuk berkontemplasi menggunakan hati nurani.”
Menakjubkan sekali. Ketika seseorang mengikuti petuah sang kura, ternyata dia menemukan bahwa akal itu bukanlah segala-galanya. Justru orang yang terlampau menggunakan akal tidak akan pernah berhasil menjadi mahluk sempurna. Karena, kesempurnaan manusia diperoleh dari penggunaan yang seimbang antara akal dan hati. Ketika seseorang hanya menggunakan hati, dia menjadi orang baik yang kurang produktif. Dan ketika seseorang hanya menggunakan akal, maka dia akan menjadi orang kompetitif yang sangat destruktif.
Tetapi, ketika seseorang menggunakan akal dan hati dalam sebuah perpaduan harmoni, dia menjadi orang berprestasi tinggi yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dirinya sendiri.
Dan menakjubkan sekali, karena ternyata; ketika dia mengkombinasikan hatinyalah segala hasil karya cipta akalnya menjadi maslahat tidak hanya bagi dirinya sendiri. Melainkan bagi orang lain. Ketika semakin besar cakupan pengaruhnya, semakin luas dampak positifnya. Sehingga, boleh jadi suatu saat nanti; dia bisa berkontribusi kepada kepentingan seluruh umat manusia. Karena, kecanggihan akal pikirannya diimbangi oleh pertimbangan hati nurani untuk kemaslahatan bersama. Bukan semata kepentingan pribadi. Sebab, akal dan hati itu seperti dua sisi keping mata uang yang tidak bisa dipisahkan.
Ingatlah… Tanpa akal, hati tidak bisa mencukupi hidup. Dan tanpa hati, akal sering membuat kerusakan. Sedangkan dengan akal dan hati; kita bisa saling berkontribusi.

Kamis, 26 Januari 2012

KUNJUNGAN BAPAK BJ HABIBIE ke Kantor Manajemen Garuda Indonesia

Garuda City Complex, Bandara Soekarno-Hatta

12 Januari 2012

Pada usianya 74 tahun, mantan Presiden RI, BJ Habibie secara mendadak
mengunjungi fasilitas Garuda Indonesia didampingi oleh putra sulung,
Ilham Habibie dan keponakannya( ?), Adri Subono, juragan Java Musikindo.

Kunjungan beliau dan rombongan disambut oleh President & CEO, Bapak
Emirsyah Satar disertai seluruh Direksi dan para VP serta Area Manager
yang sedang berada di Jakarta.

Dalam kunjungan ini, diputar video mengenai Garuda Indonesia Experience
dan presentasi perjalanan kinerja Garuda Indonesia sejak tahun 2005
hingga tahun 2015 menuju Quantum Leap.

Sebagai "balasan" pak Habibie memutarkan video tentang penerbangan
perdana N250 di landasan bandara Husein Sastranegara, IPTN Bandung
tahun 1995 (tujuh belas tahun yang lalu!).

Entah, apa pasalnya dengan memutar video ini?

Video N250 bernama Gatotkaca terlihat roll-out kemudian tinggal landas
secara mulus di-escort oleh satu pesawat latih dan sebuah pesawat N235.
Pesawat N250 jenis Turboprop dan teknologi glass cockpit dengan
kapasitas 50 penumpang terus mengudara di angkasa Bandung.

Dalam video tsb, tampak para hadirin yang menyaksikan di pelataran
parkir, antara lain Presiden RI Bapak Soeharto dan ibu, Wapres RI bapak
Soedarmono, para Menteri dan para pejabat teras Indonesia serta para
teknisi IPTN. Semua bertepuk tangan dan mengumbar senyum kebanggaan
atas keberhasilan kinerja N250. Bapak Presiden kemudian berbincang
melalui radio komunikasi dengan pilot N250 yang di udara, terlihat pak
Habibie mencoba mendekatkan telinganya di headset yang dipergunakan
oleh Presiden Soeharto karena ingin ikut mendengar dengan pilot N250.

N250 sang Gatotkaca kembali pangkalan setelah melakukan pendaratan mulus di landasan.... ......... .....

Di hadapan kami, BJ Habibie yang berusia 74 tahun menyampaikan cerita yang lebih kurang sbb:

"Dik, anda tahu........ ......saya ini lulus SMA tahun 1954!" beliau
membuka pembicaraan dengan gayanya yang khas penuh semangat dan
memanggil semua hadirin dengan kata "Dik" kemudian secara lancar beliau
melanjutkan. ......... .......

"Presiden Soekarno, Bapak Proklamator RI, orator paling unggul,
.......itu sebenarnya memiliki visi yang luar biasa cemerlang! Ia
adalah Penyambung Lidah Rakyat! Ia tahu persis sebagai Insinyur....
.....Indonesia dengan geografis ribuan pulau, memerlukan penguasaan
Teknologi yang berwawasan nasional yakni Teknologi Maritim dan
Teknologi Dirgantara. Kala itu, tak ada ITB dan tak ada UI. Para
pelajar SMA unggulan berbondong-bondong disekolahkan oleh Presiden
Soekarno ke luar negeri untuk menimba ilmu teknologi Maritim dan
teknologi dirgantara. Saya adalah rombongan kedua diantara ratusan
pelajar SMA yang secara khusus dikirim ke berbagai negara. Pendidikan
kami di luar negeri itu bukan pendidikan kursus kilat tapi sekolah
bertahun-tahun sambil bekerja praktek. Sejak awal saya hanya tertarik
dengan 'how to build commercial aircraft' bagi Indonesia. Jadi
sebenarnya Pak Soeharto, Presiden RI kedua hanya melanjutkan saja
program itu, beliau juga bukan pencetus ide penerapan 'teknologi'
berwawasan nasional di Indonesia. Lantas kita bangun
perusahaan-perusaha an strategis, ada PT PAL dan salah satunya adalah
IPTN.

Sekarang Dik,........ ....anda semua lihat sendiri..... ......... N250
itu bukan pesawat asal-asalan dibikin! Pesawat itu sudah terbang tanpa
mengalami 'Dutch Roll' (istilah penerbangan untuk pesawat yang 'oleng')
berlebihan, tenologi pesawat itu sangat canggih dan dipersiapkan untuk
30 tahun kedepan, diperlukan waktu 5 tahun untuk melengkapi desain
awal, satu-satunya pesawat turboprop di dunia yang mempergunakan
teknologi 'Fly by Wire' bahkan sampai hari ini. Rakyat dan negara kita
ini membutuhkan itu! Pesawat itu sudah terbang 900 jam (saya lupa
persisnya 900 atau 1900 jam) dan selangkah lagi masuk program
sertifikasi FAA. IPTN membangun khusus pabrik pesawat N250 di Amerika
dan Eropa untuk pasar negara-negara itu.

Namun, orang Indonesia selalu saja gemar bersikap sinis dan mengejek
diri sendiri 'apa mungkin orang Indonesia bikin pesawat terbang?'

Tiba-tiba, Presiden memutuskan agar IPTN ditutup dan begitu pula dengan industri strategis lainnya.

Dik tahu........ ........di dunia ini hanya 3 negara yang menutup
industri strategisnya, satu Jerman karena trauma dengan Nazi, lalu Cina
(?) dan Indonesia... ......... .

Sekarang, semua tenaga ahli teknologi Indonesia terpaksa diusir dari
negeri sendiri dan mereka bertebaran di berbagai negara, khususnya
pabrik pesawat di Bazil, Canada, Amerika dan Eropa....... .........

Hati siapa yang tidak sakit menyaksikan itu semua....... ......... .....?

Saya bilang ke Presiden, kasih saya uang 500 juta Dollar dan N250 akan
menjadi pesawat yang terhebat yang mengalahkan ATR, Bombardier,
Dornier, Embraer dll dan kita tak perlu tergantung dengan negara
manapun.

Tapi keputusan telah diambil dan para karyawan IPTN yang berjumlah 16
ribu harus mengais rejeki di negeri orang dan gilanya lagi kita yang
beli pesawat negara mereka!"

Pak Habibie menghela nafas....... ......... .......

Ini pandangan saya mengenai cerita pak Habibie di atas;

Sekitar tahun 1995, saya ditugaskan oleh Manager Operasi (JKTOF) kala
itu, Capt. Susatyawanto untuk masuk sebagai salah satu anggota tim
Airline Working Group di IPTN dalam kaitan produksi pesawat jet sekelas
B737 yang dikenal sebagai N2130 (kapasitas 130 penumpang). Saya
bersyukur, akhirnya ditunjuk sebagai Co-Chairman Preliminary Flight
Deck Design N2130 yang langsung bekerja dibawah kepala proyek N2130
adalah Ilham Habibie. Kala itu N250 sedang uji coba terus-menerus oleh
penerbang test pilot (almarhum) Erwin. Saya turut mendesain
rancang-bangun kokpit N2130 yang serba canggih berdasarkan pengetahuan
teknis saat menerbangkan McDonnel Douglas MD11. Kokpit N2130 akan
menjadi mirip MD11 dan merupakan kokpit pesawat pertama di dunia yang
mempergunakan LCD pada panel instrumen (bukan CRT sebagaimana kita
lihat sekarang yang ada di pesawat B737NG). Sebagian besar fungsi
tampilan layar di kokpit juga mempergunakan "track ball atau touch pad"
sebagaimana kita lihat di laptop. N2130 juga merupakan pesawat jet
single aisle dengan head room yang sangat besar yang memungkinkan
penumpang memasuki tempat duduk tanpa perlu membungkukkan badan. Selain
high speed sub-sonic, N2130 juga sangat efisien bahan bakar karena
mempergunakan winglet, jauh sebelum winglet dipergunakan di beberapa
pesawat generasi masa kini.

Saya juga pernah menguji coba simulator N250 yang masih prototipe pertama..... ......... ...

N2130 narrow body jet engine dan N250 twin turboprop, keduanya sangat handal dan canggih kala itu......... bahkan hingga kini.

Lamunan saya ini, berkecamuk di dalam kepala manakala pak Habibie
bercerita soal N250, saya memiliki kekecewaan yang yang sama dengan
beliau, seandainya N2130 benar-benar lahir....... ......kita tak perlu
susah-susah membeli B737 atau Airbus 320.

Pak Habibie melanjutkan pembicaraannya. ......... ......... .

"Hal yang sama terjadi pada prototipe pesawat jet twin engines narrow
body, itu saya tunjuk Ilham sebagai Kepala Proyek N2130. Ia bukan
karena anak Habibie, tapi Ilham ini memang sekolah khusus mengenai
manufakturing pesawat terbang, kalau saya sebenarnya hanya ahli dalam
bidang metalurgi pesawat terbang. Kalau saja N2130 diteruskan, kita
semua tak perlu tergantung dari Boeing dan Airbus untuk membangun
jembatan udara di Indonesia".

"Dik, dalam industri apapun kuncinya itu hanya satu QCD,

Q itu Quality, Dik, anda harus buat segala sesuatunya berkualitas tinggi dan konsisten *

C itu Cost, Dik, tekan harga serendah mungkin agar mampu bersaing dengan produsen sejenis *

D itu Delivery, biasakan semua produksi dan outcome berkualitas tinggi
dengan biaya paling efisien dan disampaikan tepat waktu! *

Itu saja!"

Pak Habibie melanjutkan penjelasan tentang QCD sbb:

"Kalau saya upamakan, Q itu nilainya 1, C nilainya juga 1 lantas D
nilainya 1 pula, jika dijumlah maka menjadi 3. Tapi cara kerja QCD
tidak begitu Dik......... ....organisasi itu bekerja saling sinergi
sehingga yang namanya QCD itu bisa menjadi 300 atau 3000 atau bahkan
30.000 sangat tergantung bagaimana anda semua mengerjakannya,
bekerjanya harus pakai hati Dik......... ......... "

Tiba-tiba, pak Habibie seperti merenung sejenak mengingat-ingat sesuatu ............ ......... ......

"Dik, ..........saya ini memulai segala sesuatunya dari bawah, sampai
saya ditunjuk menjadi Wakil Dirut perusahaan terkemuka di Jerman dan
akhirnya menjadi Presiden RI, itu semua bukan kejadian tiba-tiba.
Selama 48 tahun saya tidak pernah dipisahkan dengan Ainun,
...........ibu Ainun istri saya. Ia ikuti kemana saja saya pergi dengan
penuh kasih sayang dan rasa sabar. Dik, kalian barangkali sudah biasa
hidup terpisah dengan istri, you pergi dinas dan istri di rumah, tapi
tidak dengan saya. Gini ya.......... ..saya mau kasih informasi...
........ Saya ini baru tahu bahwa ibu Ainun mengidap kanker hanya 3
hari sebelumnya, tak pernah ada tanda-tanda dan tak pernah ada keluhan
keluar dari ibu......... ......... ......"

Pak Habibie menghela nafas panjang dan tampak sekali ia sangat
emosional serta mengalami luka hati yang mendalam.... .........
......... .......seisi ruangan hening dan turut serta larut dalam emosi
kepedihan pak Habibie, apalagi aku tanpa terasa air mata mulai
menggenang.

Dengan suara bergetar dan setengah terisak pak Habibie melanjutkan. ......... ......... .....

"Dik, kalian tau......... ........2 minggu setelah ditinggalkan
ibu......... ...suatu hari, saya pakai piyama tanpa alas kaki dan
berjalan mondar-mandir di ruang keluarga sendirian sambil
memanggil-manggil nama ibu......... Ainun....... .. Ainun ............
..... Ainun ............ ..saya mencari ibu di semua sudut rumah.

Para dokter yang melihat perkembangan saya sepeninggal ibu berpendapat
'Habibie bisa mati dalam waktu 3 bulan jika terus begini......
........' mereka bilang 'Kita (para dokter) harus tolong Habibie'.

Para Dokter dari Jerman dan Indonesia berkumpul lalu saya diberinya 3 pilihan;

1. Pertama, saya harus dirawat, diberi obat khusus sampai saya dapat
mandiri meneruskan hidup. Artinya saya ini gila dan harus dirawat di
Rumah Sakit Jiwa!

2. Opsi kedua, para dokter akan mengunjungi saya di rumah, saya harus
berkonsultasi terus-menerus dengan mereka dan saya harus mengkonsumsi
obat khusus. Sama saja, artinya saya sudah gila dan harus diawasi
terus....... ........

3. Opsi ketiga, saya disuruh mereka untuk menuliskan apa saja mengenai
Ainun, anggaplah saya bercerita dengan Ainun seolah ibu masih hidup.

Saya pilih opsi yang ketiga...... ......... ......... ...."

Tiba-tiba, pak Habibie seperti teringat sesuatu (kita yang biasa
mendengarkan beliau juga pasti maklum bahwa gaya bicara pak Habibie
seperti meloncat kesana-kemari dan kadang terputus karena proses
berpikir beliau sepertinya lebih cepat dibandingkan kecepatan berbicara
dalam menyampaikan sesuatu) ............ ......... . ia melanjutkan
pembicaraannya;

"Dik, hari ini persis 600 hari saya ditinggal Ainun....... .......dan
hari ini persis 597 hari Garuda Indonesia menjemput dan memulangkan ibu
Ainun dari Jerman ke tanah air Indonesia... ......... .

Saya tidak mau menyampaikan ucapan terima kasih melalui surat.......
...... saya menunggu hari baik, berminggu-minggu dan berbulan-bulan
untuk mencari momen yang tepat guna menyampaikan isi hati saya. Hari
ini didampingi anak saya Ilham dan keponakan saya, Adri maka saya,
Habibie atas nama seluruh keluarga besar Habibie mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya, kalian, Garuda Indonesia telah mengirimkan
sebuah Boeing B747-400 untuk menjemput kami di Jerman dan memulangkan
ibu Ainun ke tanah air bahkan memakamkannya di Taman Makam Pahlawan.
Sungguh suatu kehormatan besar bagi kami sekeluarga. Sekali lagi, saya
mengucapkan terima kasih atas bantuan Garuda Indonesia"

Seluruh hadirin terhenyak dan saya tak kuasa lagi membendung air mata........ ......... ......... ....

Setelah jeda beberapa waktu, pak Habibie melanjutkan pembicaraannya;

"Dik, sebegitu banyak ungkapan isi hati kepada Ainun, lalu beberapa
kerabat menyarankan agar semua tulisan saya dibukukan saja, dan saya
menyetujui.. ......... ......... .

Buku itu sebenarnya bercerita tentang jalinan kasih antara dua anak
manusia. Tak ada unsur kesukuan, agama, atau ras tertentu. Isi buku ini
sangat universal, dengan muatan budaya nasional Indonesia. Sekarang
buku ini atas permintaan banyak orang telah diterjemahkan ke beberapa
bahasa, antara lain Inggris, Arab, Jepang..... (saya lupa persisnya,
namun pak Habibie menyebut 4 atau 5 bahasa asing).

Sayangnya buku ini hanya dijual di satu toko buku (pak Habibie menyebut
nama satu toko buku besar), sudah dicetak 75.000 eksemplar dan langsung
habis. Banyak orang yang ingin membaca buku ini tapi tak tahu dimana
belinya.

Beberapa orang di daerah di luar kota besar di Indonesia juga mengeluhkan dimana bisa beli buku ini di kota mereka.

Dik, asal you tahu........ ....semua uang hasil penjualan buku ini tak
satu rupiahpun untuk memperkaya Habibie atau keluarga Habibie. Semua
uang hasil penjualan buku ini dimasukkan ke rekening Yayasan yang
dibentuk oleh saya dan ibu Ainun untuk menyantuni orang cacat, salah
satunya adalah para penyandang tuna netra. Kasihan mereka ini
sesungguhnya bisa bekerja dengan nyaman jika bisa melihat.

Saya berikan diskon 30% bagi pembeli buku yang jumlah besar bahkan saya
tambahkan lagi diskon 10% bagi mereka karena saya tahu, mereka membeli
banyak buku pasti untuk dijual kembali ke yang lain.

Sekali lagi, buku ini kisah kasih universal anak manusia dari sejak
tidak punya apa-apa sampai menjadi Presiden Republik Indonesia dan Ibu
Negara. Isinya sangat inspiratif.. ......... ........"

(pada kesempatan ini pak Habibie meminta sesuatu dari Garuda Indonesia
namun tidak saya tuliskan di sini mengingat hal ini masalah kedinasan).

Saya menuliskan kembali pertemuan pak BJ Habibie dengan jajaran Garuda
Indonesia karena banyak kisah inspiratif dari obrolan tersebut yang
barangkali berguna bagi siapapun yang tidak sempat menghadiri pertemuan
tsb. Sekaligus mohon maaf jika ada kekurangan penulisan disana-sini
karena tulisan ini disusun berdasarkan ingatan tanpa catatan maupun
rekaman apapun.

Jakarta, 12 Januari 2012

Salam,

Capt. Novianto Herupratomo

Minggu, 22 Januari 2012

Terimakasih Untuk Perjalanan Ku Sampai Hari Ini.

Banyak yang bertanya kenapa?? gw masih dijalur yang benar, walaupun dijalur lambat bersama truck, bus, dan kendaraan besar lainnya tapi akan sampai kepada tujuan.

Gw sedang berjalan ditol, jalur yang bebas hambatan. Banyak jalur yang dapat kita pilih, mulai jalur pemberhentian, jalur lambat, jalur minimum kecepatan, jalur standar kecepatan, dan jalur untuk mendahului. Jalur bebas hambatan ini tak ada batas kilometer, terus dan dapat mengelilingi bumi ini. Saat ini gw masih memiliki kendaraan tahun delapan puluhan, kemampuannya tak bisa mengimbangi kendaraan baru saat ini. Sesuai dengan umur kendaraan ini pastilah aku tidak akan memaksakan untuk berpindah jalur. Itu akan merepotkan kendaraan - kendaraan yang diatas gw. Gw berjalan bersama kendaraan - kendaraan besar baik itu tahun lama maupun tahun yang baru. Kami seakan sedang beriringan padahal tak saling kenal. Tapi saat kendaraan kami butuh istirahat maka kami akan saling bersama untuk beristirahat.
Jalan bebas hambatan ini sangat lebar lurus dan berbelok dengan derajat belok yang baik. sehingga dengan kecepatan berapapun tidak akan dapan menghambat. Kami tetap beriringan untuk menelusuri jalan yang lurus dan berbelok. Sampai pada keluar dari jalan bebas hambatan ini, jalan yang lebih sempit dari jalan bebas hambatan itu. Disini jalan yang berlubang, berkelok dan lurus bergelombang. Kami masih beriringan, dengan terampilnya kami memberi jarak iring satu sama lain. Kami persilahkan kendaraan-kendaraan mendahului kami. Kami berikan pesan melalui lampu kendaraan kami untuk membantu kendaraan-kendaraan lain mendahului kami. Kami beristirahat kembali ditempat peristirahatan sederhana.
Disini gw bukan karena tidak memilih, tapi untuk menjalankan apa yang gw miliki saat ini. Tetap melanjutkan perjalanan yang panjang tetep berusaha untuk dapat mengimbangi kecepatan kendaraan lainnya. Suatu saat nanti kendaraan ini akan dapat tergantikan, saat gw siap untuk menggunakan kendaraan yang lebih baik dari ini. Dengan kendaraan sekarang ini gw terus belajar dari apa yang kudapatkan dari perjalanan panjang ini. Saat nanti gw menggunakan kendaraan yang lebih baik dari ini, gw takkan pernah lupa saat dan masa-masa ini.

Terimakasih untuk perjalanan ku sampai hari ini.

Selalu sabar, Tetap semangat, MERDEKA TERUSS..

Kaca Pintar Sebagai Layar Sentuh Interaktif


Zulkifli BJ | Jumat, 20 Januari 2012 | 08:30 WIB

Detroit, KompasOtomotif – Jika anak-anak Anda yang duduk di jok belakang suka mencorat-coret kaca samping (pintu), jangan marah! Itulah cara mereka melawan kebosanan. Kondisi tersebut kini menjadi ilham bagi ilmuwan untuk menciptakan kaca samping belakang mobil menjadi layar sentuh interaktif atau bisa juga disebut kaca pintar (smart glass).

Menurut para ilmuwan dari General Motors, (GM), penumpang yang duduk di jok belakang, tidak mendapatkan hiburan seperti pengemudi atau penumpang depan. Akibatnya, mereka mudah bosan, khususnya anak-anak. Selama ini, untuk mengatasi hal tersebut parfa orang tua menyediakan DVD player dan Game Boys.

Ternyata, hal tersebut membuat mereka semakin jauh dari dunia yang ada di luar mobil. Sementara itu, pengemudi dan penumpang depan, kini semakin dimanjakan dengan berbagai perlengkapan hiburan dan infotainment interaktif.

WOO
Untuk mengurangi rasa bosa penumpang belakang atau membuat anak-anak kreatif selama perjalanan, divisi Riset dan Pengembangan GM menatang periset dan mahasiswa Future Lab di Bezalel Academy of Art and Design, Israel. Tugas mereka, membuat konsep, yaitu cara baru penumpang belakang - khususnya anak-anak - memperoleh pengalaman yang makin kaya saat berada di dalam mobil.

menyebutnya proyek Windows of Oppurtunity (WOO). Para periset dan mahasiswa diminta mengubah kaca pintu mobil menjadi peraga interaktif. Dengan cara ini bisa meningkatkan kepedulian dan menjaga keinginan mereka yang lebih kuat untuk terus berhubungan dengan dunia di luar kendaraan yang ditumpanginya.

“Peraga interaktif pada mobil saat ini, umumnya dirancang untuk pengemudi dan penumpang depan. Kini kami melihat peluang, membuat teknologi koneksi (interface) yang dirancang khusus untuk penumpang belakang,” kata Tom Seder, manajer laboratorium R&D GM untuk hubungan manusia-mesin.

“Kaca pintu yang canggih dapat merespon kecepatan mobil dan memberi tahu lokasi keberadaan kendaraan. Dengan adanya koneksi interaktif, penumpang belakang bisa terhibur dan belajar,” tambah Seder.

Bebas

Dijelaskan, GM belum punya rencana memanfaatkan layar interaktif kaca ini pada mobil produksinya. Karena itu pula, para mahasiswa Bezalel bisa dengan bebas menciptakan aplikasi tanpa harus memikirkan, bisa diproduksi secara massal atau tidak. Bezalel merupakan salah satu institut tertua di Israel dan punya prestise di dunia.

Aplikasi yang dikembangkan untuk kaca sentuh interaktif ini saat ini terdiri dari Otto, Foofu, Spindow dan Pond. Lengkapnya adalah sebagai berikut.

OTTO
adalah karakter animasi yang diproyeksikan secara langsung saat mobil melintas di lingkungannya. Mobil bisa menginformasi cuaca dan kondisi daerah sekitarnya. Dengan Otto, penumpang dapat belajar tentang lingkungan secara santai dan menarik.

F
OOFU, aplikasi yang memungkinkan penumpang menciptakan, mengeksplorasi dan menemukan berbagai hal, termasuk menggambar dengan jari pada kaca yang berembun.

S
PINDOW, aplikasi yang memungkinkan penggunanya mengetahui atau mengintip melalui “jendela” aktivitas pengguna lain di seluruh dunia di saat bersamaan

P
OND, aplikasi yang memungkinkan penumpang memperoleh hiburan musik saat mobil meluncur di jalan raya. Termasuk mengunduh trek lagu favorit dan berbagai pesan untuk penumpang lain yang berada di jalan raya.

“Smart Glass”
Untuk mendemokan aplikasi ini, mahasiswa membuat prototipe yang berfungsi sesuai dengan ukuran sesungguhnya. Khusus untuk jok penumpang belakang dan kaca samping pintu belakang. Untuk ini, mahasiswa menggunakan gerakan dan teknologi sensor optik yang dikembangkan oleh EyeClick. Kaca standar pintu diubah menjadi layar atau permukaan multi-sentuh yang peka terhadap gerakan.
Kaca sentuh tersebut diberi nama “smart glass”, berupa kaca bermuatan listrik yang dapat membedakan kondisi kejernihan dan transparansi serta memproyeksikan gambar.

Smart glass kini semakin banyak digunakan pada arsitek dan aplikasi peraga. Teknologi ini juga bisa dilihat pada film Mission Impossible: Gosh Protocol.

“Proyek WOO sangat berharga. Pasalnya, dikerjakan oleh desainer dan perguruan tinggi di luar industri otomotif. Dengan ini diharapkan bisa membawa perspektif segar untuk pengembangan mobil di masa yang akan datang,” jelas Omer Tshimhoni, Manajer Kelompok koneksi manusia-mesin, di GM Advance Technical Centre.

Di Balik Elok Danau Toba

Jauh di balik permai Danau Toba yang menghampar di Sumatera Utara, sebuah daya rusak yang mahadahsyat tersembunyi di dalamnya. Toba ibarat Indonesia kecil. Dia menampilkan ironi tentang pemandangan yang elok, sumber air dan kehidupan, namun sekaligus menyimpan riwayat—dan ancaman mematikan. Danau Toba, yang sejatinya merupakan kaldera gunung api raksasa pernah meletus hebat sehingga mengubah iklim dunia dan nyaris menamatkan umat manusia. Jauh di balik permai Danau Toba yang menghampar di Sumatera Utara, sebuah daya rusak yang mahadahsyat tersembunyi di dalamnya. Sekitar 74.000 tahun lampau, Gunung Toba meletus hebat (supereruption), mengirim awan panas raksasa yang menutup nyaris seluruh ujung timur hingga barat Pulau Sumatera. Jutaan kubik abu dimuntahkan, menutupi Lautan Hindia hingga Laut Arab dan sebagian Samudera Pasifik. Aerosol asam sulfat yang dilepaskan kemudian menyebar luas ke atmosfir dan menutupi bumi hingga mencipta kegelapan total selama enam tahun. Suhu bumi mendingin hingga 5 derajat Celsius. Musim dingin global tercipta dari letusan gunung api (volcanic winter). Fotosintesis terhenti. Tumbuhan sekarat, hewan buruan menipis. Homo sapiens, nenek moyang manusia modern, berada di titik nadir, hanya bertahan sekitar 3.000 jiwa. Migrasi manusia pun terhenti dan mereka terisolasi di Afrika, seperti yang terekam dalam kemiripan genetika manusia modern di seluruh penjuru dunia.

Periode ini dikenal sebagai kemacetan populasi manusia modern atau population bottlenecks. Berada di level tertinggi letusan gunung api, yaitu skala 8 volcanic eruption index (VEI), Toba adalah gunung api super (supervolcano), yang letusannya menjadi yang terkuat dalam dua juta tahun terakhir. Walaupun letusan gunung api, kini, bukan sepenuhnya kejutan geologis dan penelitian tentang hal ini telah berkembang jauh. Namun, beberapa pertanyaan dasar tentang supervolcano, seperti Toba, tetap sulit dijawab, karena sedikitnya pengetahuan kita tentangnya. Karena itu, Toba yang terbentuk dari kombinasi proses vulkano-tektonik sesungguhnya merupakan gudang ilmu geologi dan vulkanologi sekaligus, yang menantang untuk ditelisik lebih jauh. Toba juga menyedot perhatian para ahli iklim dunia, karena dampak letusannya yang pernah mendinginkan suhu bumi. Selain juga menarik para antropolog, arkeolog, dan ahli genetika terkait dampaknya terhadap perkembangan dan migrasi manusia modern. Laporan lengkap tentang Toba akan disajikan di Harian Kompas selama empat hari berturut-turut, dimulai, 12 Oktober 2011 dan ditutup dengan edisi khusus Sabtu, 15 Oktober 2011. Setelah "Tambora Mengguncang Dunia" yang dilaporkan September 2011, Ekspedisi Cincin Api Kompas, sampai pada "Toba Mengubah Dunia." Ahmad Arif@KOMPAS.COM

Mereka Berkicau Selamatkan Jakarta

Jodhi Yudono | Sabtu, 21 Januari 2012 | 14:14 WIB

Oleh Imam Santoso

Jangan lagi bantah efektivitas media sosial atau jejaring sosial dalam mengkampanyekan pembelaan sosial kepada publik.

Peningkatan 13 juta pengguna internet di Indonesia pada 2012 (total 55 juta) tampaknya berbanding lurus dengan kesadaran para netizen, sebutan bagi warga internet, terhadap persoalan sosial di sekitar mereka.

Sebut saja kasus Prita Mulyasari, Cicak vs Buaya, dan yang terbaru, Solidaritas Sandal Jepit. Dukungan mengalir kepada pihak yang berada pada posisi inferior, sekaligus lemah di hadapan sistem, namun berani menggugat keangkuhan kekuatan dominan.

Di luar negeri, Revolusi Melati di Tunisia dan Revolusi Mesir membuktikan begitu ampuhnya media sosial dalam meluruskan dan mengoreksi kebatilan dan ketidakadilan sebuah orde.

Dengan menggelontorkan isu ke media sosial seperti Twitter dan Facebook, publik dipancing mengakrabi isu yang kebanyakan memang menyangkut urusan masyarakat. Pada tingkat tertentu, berbagi pesan dan pandangan secara online ini, memuncak menjadi gerakan massa.

Banyak kalangan sadar akan kekuatan jejaring sosial ini. Ada yang menggunakannya sebagai sarana mengkritik, menyampaikan pandangan alternatif, bahkan kecaman, tapi lebih banyak yang memanfaatkannya untuk menumbuhkan kesadaran sosial antarmasyarakat.

Contohnya, apa yang dilakukan ara netizen Ibukota melalui gerakan #savejkt (Save Jakarta). Gerakan ini mendapat perhatian pengguna internet dari akun Twitter-nya @savejkt dan situs savejkt.org.

Gerakan #savejkt, seperti disebut dalam situs resminya, bertujuan menyelamatkan dan melakukan perubahan di Jakarta. Gerakan itu berusaha mengembangkan konsep bagaimana seharusnya Jakarta dikelola dan dikembangkan sesuai dengan kepentingan warga dan sesuai azas lingkungan.

Tercatut sejumlah nama terdaftar dalam tim gerakan #savejkt. Mereka itu pengamat politik Andrinof Chaniago, Irsan Aditama Pawennei, direktur operasional Centre for Innovation, Policy, and Governance (CIPG) Ardy Purnawan Sani, dan banyak lagi.

Sampai Jumat (20/1) pukul 17.00 WIB, gerakan yang digulirkan sejak Oktober 2011 mempunyai 7,692 followers (pengikut). Sebagian besar aktivitas #savejkt diorganisir melalui Twitter.

Mereka aktif memposting pesan-pesan singkat namun 'nyentil' demi mengajak follower-nya peduli pada "kesehatan" Jakarta. Mereka men-"tweet" pesan-pesan menarik sepetti "We have Senayan City, Thamrin City, Seasons City, Gandaria City, and now Kuningan City, but we are losing the Jakarta City".

Artinya, "Kita punya Senayan City, Thamrin City, Seasons City, Gandaria City, dan sekarang Kuningan City, tapi kita kehilangan Kota Jakarta."

Pesan ini lalu di-"tweet" ulang oleh 45 followers-nya

Beraneka balasan kicauan dari follower @savejkt pun muncul.

@Blue_Anita me-retweet pesan "All Jakartans must bring sanity back in the city" (Semua orang Jakarta mesti mengembalikan kewarasan di kota ini) dengan "yap. before it turns to be an insane town" (Ya, sebelum semua berubah jadi kota gila).

Ada pula "retweet" dari @ferdi_bois16 yang menulis "buat ngatasin gridlock kalo cuma ngarep perbaikan transportasi umum percuma, knp ga pada pakai sepeda sih? Gengsi? Makan tuh gengsi".

"Retweet" itu adalah balasan untuk @savejkt yang menulis "Banyak warga Jakarta yg belum sadar bahwa gridlock sebenarnya sudah terjadi."

Di samping berbalas kicau melalui Twitter, #savejkt juga mengajak netizen untuk berdiskusi pengelolaan sampah berbasis masyarakat, kemacetan lalu lintas, birokrasi Jakarta dan partisipasi publik, kritik terhadap wacana The Grater Jakarta atau kepedulian terhadap warga yang kurang sejahtera.

Berbeda dari gerakan mobilisasi massa di media sosial, #savejkt terkesan sangat terorganisir karena memiliki dua pilar, yaitu gerakan berbasis gagasan dari para followers yang dipantau tim pengelola gagasan. Gagasan ini adalah landasan bagaimana seharusnya pengelolaan Jakarta.

Pilar kedua disebut demokrasi, cenderung bersifat politik praktis. Pengelola #savejkt menyatakan kesadaran bahwa perbaikan Jakarta tidak akan terjadi tanpa perubahan politik.

Terlepas motif dibalik kampanye sosial ini, perkembangan ini kian menunjukkan bahwa internet semakin mengukuhkan diri sebagai ruang publik di mana siapa pun bebas bersuara, tanpa kecuali, tanpa mengenal strata, tanpa panduan, tanpa diskenariokan.

Mereka bisa berbicara apa saja. Ini seperti sebuah ruang publik dalam gambaran ideal seperti disebut Habermas, bahwa ruang publik adalah media untuk mengomunikasikan informasi dan juga pandangan masyarakat secara kritis tentang berbagai hal menyangkut kehidupan mereka.

Ketika kelompok-kelompok masyarakat bertemu dan berdebat tentang suatu isu, maka akan terbentuk masyarakat madani. Yaitu masyarakat yang kesadarannya muncul dari dirinya sendiri.

Senin, 16 Januari 2012

Antara Stupid Dan Mistake

TAMBANG, 13 April 2011 | 23.43

Pria 47 tahun ini tak pernah lupa, saat melakukan perjalanan untuk studi kelayakan sebuah tambang. Bersama rekannya empat orang ekspatriat, yang tergabung dalam satu tim, ia chek in di sebuah hotel bintang tiga. Resepsionis kemudian memberikan empat kunci kepada rekannya yang ekspatriat, untuk menempati kamar di lantai lima. Sedangkan Budi Santoso, diberi kunci untuk menempati kamar di lantai dua.
Disan, demikian alumni Teknik Pertambangan ITB ini biasa disapa, lantas bertanya. Mengapa rekannya yang ekspatriat diberi kamar di lantai lima, sedangkan ia di lantai dua. ”Sudah biasa Pak, di hotel ini kalau supir memang di lantai dua,” jawab sang resepsionis santai. Tak ayal, si resepsionis hotel langsung mendapat ceramah panjang dari Disan. ”Anda sudah terbiasa ya merendahkan bangsa sendiri? Kalau berkulit coklat, lalu dianggap supir?,” sergah Disan saat itu.
”Gara-gara pemerintah menerapkan standar gaji yang berbeda antara tenaga kerja asing dan lokal, jiwa inferior bangsa ini tak pernah hilang. Selalu memandang rendah diri sendiri, di hadapan orang asing,” tandasnya. Berangkat dari itu, dalam banyak kesempatan Chairman of Join Committee PERHAPI-IAGI for Indonesian Competent Person System Development ini, tak pernah berhenti menyuarakan kesetaraan. Ia sendiri mengaku tidak mau digaji lebih rendah dari tenaga kerja luar, yang kompetensi dan jabatannya sama.
Lantas bagaimana ketika dia sekarang berada di pucuk pimpinan SRK Consulting, konsultan ternama asal Inggris? Masihkah bapak tiga anak ini mampu mempertahankan prinsipnya? Berikut penuturannya kepada Hidayat Tantan, Abraham Lagaligo, dan Taufiequrrohman dari Majalah TAMBANG.


Saya kira Anda dulu ogah bekerja di perusahaan asing, sekarang malah jadi Bos?
Jadi begini, saya perlu jelaskan dulu mengapa saya akhirnya memilih menerima tawaran SRK. Itu tidak terlepas dari komitmen SRK untuk mengoptimalkan penggunaan local advantages (keunggulan lokal, red), dalam meraih sukses perusahaan. Maka dari itu, SRK memperlakukan tenaga kerja nasional dan ekspatriat dalam posisi setara. Bahkan orang-orang Indonesia banyak yang dilibatkan dalam proyek-proyek SRK di Australia.
Local advantages kita sangat banyak, namun selama ini dikerdilkan dengan berbagai istilah, yang terkadang kita buat sendiri. Local content (muatan lokal, red) misalnya, saya tidak setuju istilah itu. Karena kesannya apa yang kita punya hanya sebagai pelengkap saja, bukan yang utama. Akibatnya, nilai-nilai dan keunggulan lokal selama ini hanya menjadi buah bibir. Tidak hanya di pertambangan, tapi di sektor-sektor industri lain juga begitu.

Berarti di SRK tidak ada perbedaan standar gaji antara tenaga kerja nasional dan ekspatriat?
Tidak ada, semua rate-nya sama. Di situlah, sejak awal mengenal SRK, saya melihat ada kesamaan visi. Saya merasa mendapatkan tempat yang selama ini menjadi obsesi saya. Bahwa bangsa Indonesia harus setara dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Dan itu adalah amanat para pendiri negara ini. Maka saya sangat prihatin ketika ada kebijakan negara, yang membedakan standar gaji di Indonesia menjadi national rate dan expatriate rate. Ini merupakan kebijakan terbodoh di dunia, kaitannya dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM). Di Malaysia saja tidak ada kebijakan seperti itu.
Ini bukan sekedar masalah uang, tetapi bagaimana apresiasi pemerintah terhadap anak bangsa sendiri. Ketika anak bangsa yang terbaik tetap dihargai lebih rendah daripada orang asing, maka tidak akan ada encouragment (dorongan, red) bagi putra-putri Indonesia, untuk menjadi yang terbaik. Karena sepintar apa pun mereka, tetap saja dianggap lebih rendah dari ekspatriat. Kebijakan itu adalah peninggalan era penjajahan, yang konyolnya sampai sekarang masih dipelihara. Dampaknya sungguh luas dan menyedihkan.

Seperti apa misalnya?
Ya kebijakan itu telah memunculkan stereotip buruk di publik kita, bahwa memang bangsa kita lebih rendah ketimbang bangsa lain. Coba kalau jalan-jalan di mall, penjaga toko maupun petugas di mall pasti lebih hormat pada orang asing ketimbang orang lokal. Demikian pula di hotel, di pesawat terbang, atau tempat lain yang menyediakan pelayanan publik. Itu terjadi karena di otak kita sejak awal sudah terbentuk persepsi, orang lokal (kebanyakan) miskin, daya belinya rendah. Sedangkan orang asing pasti kaya, income-nya tinggi, segalanya lebih dari orang lokal.
Lebih jauh, kondisi ini telah membuat banyak orang Indonesia tidak bangga pada negerinya. Mereka memilih bekerja di Singapura, Australia, dan sebagainya. Karena meskipun digaji lebih rendah ketimbang orang lokal, tapi masih lebih tinggi dibandingkan gaji di Indonesia. Jadi jangan heran kalau Singapura maju, karena berhasil menggaet orang-orang pintar asal Indonesia. Pemerintah Singapura tidak modal, hanya cukup memberikan gaji sesuai standar.
Sedangkan Pemerintah Indonesia, sudah modal menyekolahkannya sejak SD sampai perguruan tinggi, memberikan jaminan kesehatan, dan lainnya, harus kehilangan SDM-nya yang berkualitas, gara-gara rendahnya penghargaan. Singapura misalnya, giat menawarkan beasiswa bagi pelajar Indonesia. Karena begitu anak muda yang sekolah di sana bekerja, dari pajak penghasilannya saja biaya beasiswa itu sudah tertutupi. Belum lagi keuntungan karena mendapatkan SDM berkualitas asal Indonesia.

Lalu di SRK Consulting, apa yang Anda lakukan untuk mengikis stereotip buruk itu?
Pertama, filosofi SRK Consulting sendiri adalah memaksimalkan local advantage. Kedua, di sini saya mempe-kerjakan 15 karyawan, mungkin tahun ini akan bertambah menjadi 20-an orang, ekspatriatnya cuma satu. Itu pun tidak ada perbedaan rate gaji, semuanya sama sesuai kemampuan dan jabatannya. Ketiga, dalam menjalankan kerja-kerja teknis SRK Consulting di lapangan, kami juga melibatkan associated. Yakni rekan-rekan kita para ahli tambang dan geologi, yang memang mempunyai kompetensi di bidangnya, untuk melaksanakan order kita secara individual.
Banyak diantaranya orang-orang PERHAPI (Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia) dan dari perguruan tinggi. Kualitas, hasil kerja, dan reputasi mereka sama dengan ahli-ahli asing. Pengalaman, buku yang dibaca, kuliahnya pun sama, di Australia, Perancis, dan sebagainya. Saya merasa bangga, karena lewat SRK mereka saya hargai lebih baik dibandingkan kalau mereka bekerja untuk perusahaan lain. Kantor pusat SRK pun percaya dengan tenaga-tenaga ahli orang Indonesia yang saya libatkan.

Lalu secara lebih luas, di tataran kebijakan apa yang harus dilakukan?
Ya aturan yang dibuat bersama oleh Bappenas, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Tenaga Kerja itu harus dihapus. Tidak perlu lagi ada perbedaan rate gaji maupun perlakuan yang berbeda antara ekspatriat dan tenaga kerja nasional maupun lokal. Saya pikir, Pak Simon F Sembiring, saat menjadi Direktur Jenderal (Dirjen) Mineral dan Batubara (Minerba) adalah salah satu pejabat di negeri ini yang patut diacungi jempol.
Beliau mengatakan, tidak boleh ada perlakuan yang berbeda antara tenaga kerja asing dan nasional. Wong kita yang lahir di atas tumpukan kekayaan alam ini, kok orang asing yang lebih banyak menikmati hasilnya. Hanya gara-gara rate gaji orang Indonesia lebih rendah. Bahkan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) pun menggunakan perbedaan rate gaji itu sebagai patokan.

Tapi kan kita dijanjikan transfer teknologi?
Ya itu iming-iming mereka agar kita mau dibayar lebih rendah. Jangan percaya bualan semacam itu. Setahu saya transfer teknologi itu tidak pernah ada. Yang ada adalah kita disuruh meniru sistem dan cara kerja yang dibuat oleh orang asing. Kita dicekoki hal-hal yang menurut mereka boleh diterima bangsa Indonesia. Sedangkan teknologinya sendiri tidak pernah kita kuasai, karena kita sendiri pasif. Hanya menunggu niat baik orang asing. Buktinya, teknologi migas pun masih dikuasai teknologi asing.

Lantas bagaimana di negara lain?
Di Malaysia, tidak dikenal istilah transfer teknologi, melainkan acquisition of technology. Jadi teknologi luar direbut untuk dikuasai, tidak menunggu belas kasihan. Pemerintah Malaysia pun menerapkan, jika orang Malaysia sudah mempunyai kemampuan yang sama, harus dihargai yang sama dengan orang asing. Kendati dia bekerja di perusahaan asing.
Demikian pula di negara-negara Timur Tengah. Peme-rintah mereka bilang, ”hai ekspatriat, anda boleh dibayar tinggi di sini. Tapi kami harus lebih tinggi, karena kami yang mempunyai sumber daya alam ini.” Mereka percaya diri. Sedangkan saya, ketika bekerja di perusahaan asing dan meminta gaji saya disamakan dengan ekspatriat, manaje-men menjawab ”lho kamu kan sudah lebih tinggi dari yang lain (sesama tenaga kerja nasional)”.
Itu terjadi karena adanya perbedaan rate yang diterapkan pemerintah kita tadi. Padahal ekspatriat di tempat saya bekerja dulu, tidak lebih pintar dari kita orang Indonesia. Bahkan seringkali mereka saja ajari. Kenyataannya, Indonesia ini tempat training bagi tenaga kerja muda dari luar.

Ketika Anda bekerja di perusahaan nasional, apakah penghargaan terhadap tenaga kerja bangsa sendiri lebih baik?
Itulah yang saya kecewa. Di salah satu perusahaan tambang dimana saya pernah bekerja, justru sebaliknya. Ketika manajemen sudah diambil pihak nasional lewat divestasi, malah ekspatriatnya lebih banyak, pendidikan dan pelatihan terhadap tenaga kerja nasional pun dikurangi. Padahal kita dulu sama-sama berjuang agar saham asing dikuasai nasional. Setelah dipegang bangsa sendiri, kondisinya malah lebih buruk.

Budi Santoso bergabung dan menduduki posisi Presiden Direktur untuk SRK Consulting Indonesia, sejak awal 2009. Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PERHAPI Periode 2004-2006 ini sudah melewati pengalaman kerja, di sedikitnya empat perusahaan nasional maupun asing. Mulai level Mine Engineer hingga Direktur telah dijajalnya.
SRK Consulting sendiri didirikan pada 1976 oleh tiga orang ahli geoteknik, yakni Steven, Robertsen, dan Kirtsten. Huruf depan nama mereka kemudian diabadikan sebagai brand perusahaan itu (SRK). Awalnya SRK hanya melayani jasa geoteknik. Lalu berkembang menjadi perusahaan jasa yang melayani seluruh aspek yang terkait dengan mining business. SRK juga melayani penyiapan dokumen-dokumen untuk IPO perusahaan tambang di berbagai negara, seperti Australia, Hongkong, Kanada, dan Inggris.
Menurut Disan, SRK Consulting Indonesia memang baru dibuka pada 2009. Namun perusahaan ini sudah melayani perusahaan-perusahaan tambang Indonesia, sejak sepuluh tahun silam. Di Asia, SRK Consulting hanya membuka kantor di India, China, dan Indonesia. Di India dan China, SRK juga menempatkan orang lokal sebagai Presiden Direktur, sebagai upaya mengoptimalkan local advantages.


Lalu bagaimana dengan konsep sustainable development yang didesakkan dalam setiap operasi pertambangan. Apakah perbedaan rate gaji itu akan menjadi penghambat ke arah sana?
Bagi saya, sustainable development berarti setiap ton batubara, setiap gram emas, atau setiap liter minyak yang dibawa ke luar, harus membuat orang Indonesia pintar dan sehat. Kalau itu tidak terjadi, berarti kita gagal melakukan sustainable development. Kita hanya memperkaya ekspatriat. Orang-orang tua kita harus ”bunuh diri” karena malu pada anak-cucunya. Kebijakan membedakan rate gaji orang Indonesia dan ekspatriat itu tolol. Belum lagi kebijakan-kebijakan lain yang menghambat terbukanya lapangan kerja baru.

Seperti apa contohnya?
Salah satunya aturan untuk membuka usaha jasa pertambangan. Di Indonesia, antara perusahaan jasa pertambangan yang besar dan yang kecil threshold (ambang batas, red)-nya Rp 5 miliar. Sedangkan di Australia, dengan USD 10.000 sudah bisa buka perusahaan. Di Singapura mungkin hanya USD 50 sudah bisa buka perusahaan. Artinya, dengan Rp 5 miliar kita sudah bisa membuka lima perusahaan di Australia. Sedangkan di Indonesia cuma satu.
Kalau dari lima perusahaan misalnya rata-rata mempekerjakan 50 orang, maka dengan Rp 5 miliar di Australia, sudah bisa menyerap 250 tenaga kerja. Tapi di Indonesia, hanya 50 tenaga kerja yang bisa diserap. Ketika tidak mempunyai Rp 5 miliar, maka kita tidak bisa membuka usaha di negeri ini. Dan itu tidak hanya menghambat penyerapan tenaga kerja, lebih jauh lagi adalah membunuh potensi-potensi kreativitas bangsa.

Sejauh mana kerugian kita akibat kebijakan itu?
Sebenarnya yang paling rugi ya pemerintah sendiri. Begitu banyak peluang pertumbuhan ekonomi yang hilang begitu saja, gara-gara orang susah mendapatkan izin usaha. Survei Ekonomi 2010 menyebutkan, sebanyak 68% perekonomian Indonesia digerakkan oleh sektor nonformal. Sektor nonformal begitu besar karena izin mendirikan perusahaan dipersulit. Padahal kalau orang sudah mendirikan perusahaan, ada NPWP-nya, di situ ada peluang masuknya pajak. Dengan kondisi sekarang, sebanyak 68% potensi pendapatan pemerintah dari pajak, hilang begitu saja.

Bagaimana dengan pendirian perusahaan konsultan seperti SRK ini?
Sama saja, sudah dua setengah tahun kita mengajukan izin ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sampai sekarang belum juga ditandatangani. Saya tanya ke Kasubdit yang menangani jasa pertambangan, katanya izin itu masih nyantol di Menteri. Bayangkan, urusan seperti ini saja harus ke Menteri, padahal Menteri kan urusannya banyak. Sebelumnya kita harus berputar-putar juga ke beberapa instansi lain yang terkait. Jadi semakin lama kelayakan usaha di Indonesia ini semakin rendah.

Menurut Anda mengapa itu bisa terjadi?
Menurut saya karena adanya kekeliruan dalam berpikir, atau bahasa pedasnya ”cacat pikir”. Pemerintah berusaha meningkatkan pengawasan dengan membuat aturan. Aturan itu sendiri, untuk penerapannya membutuhkan pengawasan. Pembuatan peraturan dan pelaksanaan pengawasan itu kan semuanya membutuhkan biaya. Maka semakin banyak peraturan dibuat, biaya yang dikeluarkan pemerintah dan pelaku usaha juga semakin besar.
Maka dari itu, di negara-negara yang sudah maju, tanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan usaha, menjadi beban masing-masing individu. Itulah yang dinamakan etika. Orang yang beretika, dalam setiap langkah bisnisnya, pengambilan keputusan, atau dalam menjalankan fungsi pemerintah, selalu berpegang pada prinsip ”kalau bisa dipermudah mengapa dipersulit”.
Kalau di Indonesia, meski katanya religus, taat beragama, rajin salat, kalau dalam bertindak masih berperilaku ”kalau bisa dipersulit mengapa dipermudah”, maka jelas-jelas tidak beretika. Maka dari itu, untuk penegakan etika ini, lewat PERHAPI saya mengusulkan adanya ”Competent Person”. Sebagai suatu standar etika bagi para anggota Komite Cadangan Mineral Indonesia (KCMI), dalam mensahkan hasil pembuktian sumber daya dan cadangan. Seperti JORC kalau di Australia.

Untuk di SRK sendiri, seperti apa upaya untuk memaksimalkan local advantages?
Pertama, kita selalu melakukan pertukaran. Tenaga ahli dari Indonesia dikirim ke Australia untuk belajar, demikian pula sebaliknya. Itu sebagai upaya kita untuk melakukan penguasaan teknologi, bukan transfer teknologi. Kedua, yang mungkin jarang dilakukan perusahaan lain, setelah seseorang tahu atau menguasai suatu teknologi atau bidang kerja, maka kita beri dia tanggung jawab.
Di situlah kemampuan SDM Indonesia akan berkembang setara dengan ekspatriat. Keberanian dan kepercayaan dirinya akan tumbuh. Lewat SRK inilah, saya mendapat kesempatan mengirim SDM-SDM nasional untuk mengerjakan proyek-proyek SRK di negara lain. Seperti di Australia, bahkan ada yang pernah dikirim ke Madagaskar, Afrika.

Ditemui Majalah TAMBANG di kantornya, Kamis, 10 Februari 2011, Budi Santoso mengaku perkenalannya dengan SRK Consulting berawal dari informasi seorang teman. Saat itu di penghujung 2008, SRK sedang mencari seorang profesional untuk membuka kantor cabang di Indonesia. Sempat ia tidak terlalu tertarik, namun Disan memutuskan mencoba mengirimkan CV, setelah diyakinkan oleh rekannya.
Tak disangka, pihak SRK di Australia menindaklanjutinya dengan mengadakan teleconference. Ternyata SRK langsung kesengsem pada kemampuan teknis serta net-working yang dimiliki Disan. Kehadiran Disan membuat SRK Consulting percaya diri membuka cabang di Indonesia.
Disan sendiri sejak duduk di bangku perguruan tinggi, dikenal sebagai aktivis. Ia aktif sebagai Jamaah Masjid Salman ITB, yang dikenal banyak melahirkan pemikir-pemikir brilian. Ditambah lagi, saat terjun ke dunia profesi, ia aktif sebagai pengurus PERHAPI. Pria berdarah Madura ini pun mengaku, jiwa nasionalisme dan patriotismenya dibangun lewat pendidikan di masa kecil dan remaja. Ayahnya, seorang tentara yang juga terlibat dalam revolusi 1945, menanamkan kecintaan yang begitu kuat pada Tanah Air.


Dewasa ini jargon-jargon cinta Tanah Air dan bangsa, seolah sudah klise. Bagaimana menurut Anda?
Mungkin bagi orang lain begitu. Tapi bagi saya tidak. Kalau saya hanya mengejar penghasilan besar, mungkin saya akan bertahan di tempat kerja saya sebelumnya. Namun obsesi saya adalah ingin berbuat banyak bagi orang lain. Praktis sejak mahasiswa, saya tidak pernah lepas dari aktivitas sosial, sampai sekarang. Saya dulu pernah mendirikan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) bernama Dabo Tani. Lembaga itu bergerak untuk memberikan bantuan pendidikan bagi suku terasing di Badui, Banten.
Saat di perguruan tinggi pun saya terlibat di Pramuka, Salman, dan ketika terjun ke dunia profesi, PERHAPI tempat saya menumpahkan segala visi dan kegelisahan tentang kondisi bangsa ini. Setelah itu saya memilih terjun ke SRK, ke dunia consulting. Karena menurut saya, kalau ingin membawa bangsa ini maju, maka salah satu instrumen yang bisa digunakan adalah dunia konsultan.

Apa yang bisa dilakukan lewat dunia konsultan?
Jadi ketika kita konsultan nasional berbicara dengan orang asing, maka kita bisa merekomendasikan penggunaan teknologi nasional, produk nasional, dan SDM nasional. Terus terang, saat memberikan rekomendasi itu, saya berpihak. Tapi itu bukan untuk kepentingan diri saya sendiri, tapi demi orang-orang pintar di negeri ini. Saya beri tahu rekan-rekan saya sesama anak bangsa, tolong kerjakan ini dengan standar internasional. Ternyata SRK puas dengan hasilnya.

Berarti kemampuan bangsa kita sudah sama dengan orang asing?
Lho, bahkan seringkali lebih bagus hasil kerja orang Indonesia ketimbang orang asing. Jangan salah, orang asing pun banyak yang berbohong. Makanya saat memberikan rekomendasi saya berani berpihak. Dampaknya, kemajuan bangsa kita juga terdorong. Buktinya banyak kontraktor-kontraktor asing yang mensubkontraktorkan pekerjaannya ke kontraktor Indonesia. Tapi repotnya, orang-orang pintar Indonesia tidak banyak bisa berbuat di negaranya. Karena terlalu banyak aturan yang mengekang dan melarang, seolah-olah bangsa kita ini dianggap masih seperti monyet.

Maksudnya?
Ya seperti monyet, dianggap tidak mempunyai kecerdasan berpikir. Sehingga segala sesuatu harus diatur, dibatasi, dan hanya boleh meniru. Konsep transfer teknologi yang digembar-gemborkan juga begitu, kita disuruh meniru seperti monyet. Monkey see, monkey do (monyet melihat, monyet meniru, red). Makanya kalau mau itu semua berubah, sejak awal kita harus memposisikan diri kita, anak bangsa dan negeri ini, setara dengan bangsa-bangsa lain.
Kalau kita masih menganggap bangsa sendiri seperti monyet, maka orang asing pun akan memperlakukan kita seperti monyet. Buktinya, ketika kita bekerja di perusahaan asing dan melakukan kesalahan, maka bos yang ekspatriat akan mengatakan ”you stupid, idiot...! (kamu bodoh, tak punya otak, red)”. Tapi kalau yang melakukan kesalahan sesama ekspatriat, pasti dia mengatakan ”oh... He did mistake (itu hanya kekeliruan, red)”.
Dua kalimat itu kelihatannya sederhana, tapi bermakna dalam dan menyakitkan. Bahwa orang asing sejak awal memang sudah menganggap bangsa kita bodoh, sehingga salah saat mengerjakan sesuatu. Sedangkan kalau ekspatriat (tenaga kerja asing) dianggap pasti pintar, kalau ada kesalahan maka itu hanya sebuah kekeliruan. Dan itu terjadi karena salah kita sendiri, yang suka menghamba pada orang asing. Buktinya ada kebijakan perbedaan rate gaji antara ekspatriat dan tenaga kerja Indonesia. Inilah yang saya sebut sebagai cacat pikir.

Coal Stockpile









Senin, 09 Januari 2012

Crhis Brown - With You




I need you boo, (oh)
I gotta see you boo (hey)
And the hearts all over the world tonight,
Said the hearts all over the world tonight

[Verse 1]
Hey! Little mama,
Ooh, you're a stunner
Hot..little figure,
Yes, you're a winner
And I'm so glad to be yours,
You're a class all your own
And..
Oh, little cutie
When you talk to me
I swear the whole world stops
You're my sweetheart
And I'm so glad that you're mine
You are one of a kind and...

[Bridge:]
You mean to me
What I mean to you and..
Together baby,
There is nothing we won't do
'cause if I got you,
I don't need money,
I don't need cars,
Girl, you're my all.
And..

[Chorus:]
Oh!
I'm into you,
And girl,
No one else would do,
'cause with every kiss and every hug,
You make me fall in love,
And now I know I can't be the only one,
I bet there heart's all over the world tonight,
With the love of their life who feels..
What I feel when I'm

With you [x5]
Girl..
With you [x5]

[Verse 2]
Oh girl!
I don't want nobody else,
Without you, there's no one left then,
You're like Jordans on Saturday,
I gotta have you and I cannot wait now,
Hey! Little shawty,
Say you care for me,
You know I care for you,
You know...that I'll be true,
You know that I won't lie,
You know that I would try,
To be your everything..yeah..

[Bridge:]
'cause if I got you,
I don't need money,
I don't need cars,
Girl, you're my all.
And..

[Chorus]

With you [x5]
Oh..
With you [x5]
Yeah Heh..

[Bridge 2]
And I..
Will never try to deny,
that you're my whole life,
'cause if you ever let me go,
I would die..
So I won't front,
I don't need another woman,
I just need your all and nothing,
'cause if I got that,
Then I'll be straight
Baby, you're the best part of my day

I need you boo,
I gotta see you boo
And the hearts all over the world tonight,
Said the hearts all over the world tonight

Woo Oh.. Yeah
They need it boo,
They gotta see their boo,
Said the hearts all over the world tonight,
Hearts all over the world tonight

[Chorus]

With you [x5]
Girl..
With you [x5]
Oh..

Lifehouse - You and Me

Kecuali Dia

Sabtu, 07 Januari 2012

241211

Kota Tua, Jakarta.


Kota Tua
Menarik, Sayang Semrawut dan Kumuh...

Eko Hendrawan Sofyan | Sabtu, 7 Januari 2012 | 06:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Kota tua juga menjadi salah satu obyek wisata andalan di Jakarta. Hampir setiap hari, kawasan Kota Tua di Jakarta Barat dan Jakarta Utara ramai dikunjungi orang. Kompleks paling terkenal adalah Taman Fatahillah dengan Museum Sejarah Jakarta, Museum Wayang, dan Museum Seni Rupa dan Keramik.

Salah satu kegiatan paling digemari pengunjung adalah berkeliling dengan sepeda tua mengitari pelataran Taman Fatahillah. Kegiatan favorit lainnya adalah fotografi. Penggemar fotografi berburu keindahan bangunan tua dari berbagai angle. Foto prapernikahan juga banyak dilakukan dengan latar belakang bangunan di Kota Tua.

Kendati ramai dikunjungi, kawasan Kota Tua belum maksimal dimanfaatkan sebagai tempat wisata unggulan di Ibu Kota. Kesan kumuh, semrawut, dan kurang terawat masih melekat pada kawasan tersebut.

”Tempatnya menarik, sayangnya semrawut dan kumuh. Banyak sampah di pelataran membuat pengunjung tidak nyaman,” kata Helen, warga Tangerang Selatan, yang tengah asyik memotret bangunan tua.

Setidaknya, 13 dari 59 bangunan tua di Kota Tua rusak parah dan telantar. Atap bangunan hilang sehingga air hujan masuk ke dalam bangunan. Dinding mengelupas dan berkerak.

Air hujan akan cepat membuat struktur penopang bangunan lapuk dan keropos. Kondisi ini bisa mengakibatkan gedung itu rawan roboh mengingat usianya sudah ratusan tahun. Salah satu gedungnya pun pernah roboh pada tahun lalu, yaitu bekas gedung West Java NV yang dibangun tahun 1912.

Kondisi-kondisi itu bukannya tidak disadari para pemangku kepentingan di Jakarta. Revitalisasi kawasan Kota Tua telah dicanangkan beberapa waktu lalu.

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah 2011-2030, kawasan Kota Tua dan sekitarnya di Jakarta Barat akan dikembangkan sebagai kawasan perdagangan dan pusat wisata budaya. Untuk itu, kawasan tersebut akan ditata dengan penyediaan fasilitas parkir, pejalan kaki, dan taman supaya nyaman.

Selain rencana pemagaran, keberadaan pedagang kaki lima dan penyewaan sepeda onthel juga direncanakan akan dipindahkan ke lokasi di luar kompleks Taman Fatahillah. Kendaraan bermotor milik umum pun rencananya akan dialihkan untuk parkir di luar kompleks.

PT Jababeka juga menggandeng Kota Lauenburg di Jerman dan Kecamatan Tambora di Jakarta Barat untuk membenahi sebagian kawasan Kota Tua.

Upaya mengajak salah satu kota di Jerman itu akan membuat Kota Tua semakin cantik sebagai kawasan wisata dan investasi.
(FRO)

Jumat, 06 Januari 2012

Perjalanan Menuju Tua



Lahat, 07 Januari 2012

Perjalanan menuju tua, selangkah demi selangkah aku akan menuju kesana. Saat umur ku yang sekarang ini sangat benar-benar agresive sekali untuk melangkah, sangat cepat dan tegak sekali. Seolah langkah ini memburu untuk cepat menjadi tua, setiap harinya melakukan hal yang sama atau berbeda dan selalu terburu-buru dalam melangkah, seolah memang keadaan fisik yang masih mendukung ini membuatku seakan tak takut hari esok, hari tua ku seperti apa. Terkadang rasa takut akan masa depan menghampiriku, ketika masalah-masalah menghampiriku, dan aku tetap haru melangkahkan kaki dengan gagah menjalaninya, bagaikan siap untuk menghadapi masa tua yang belum sama sekali aku mengetahuinya. Dimasa kecilku aku tak pernah untuk memikirkan ini, aku merasa berjalan yang selalu memiliki penuntun, aku tak pernah takut saat itu. selalu tersenyum dan menangis tanpa beban. seolah sesuka ku saja menjalani hidup saat itu. Sesuatu yang ku inginkan hanya tinggal meminta kepada orang tua ku, dan tak pernah memikirkan bagaimana orang tua ku bisa memenuhi permintaanku. Aku hanya tau apa yang telah aku minta akan dipenuhi dan harus segera dipenuhi. Saat hal-hal itu tidak dapat terpenuhi aku tinggal menangis dan merengek, aku tak memikirkan perasaan apa yang ada didalam hati orang tua ku. Saat aku tampil sebagai remaja, aku merasa cukup dewasa dengan segala tindakan dan perlakuanku. seolah tak ingin mendengarkan apa yang diamanatkan orang tua dan abang kakakku. Saat itu aku hanya membuat diriku agar dapat menjadi panutan adikku, tapi dengan yang sok dewasa. Pamer sekali akan kemampuanku saat aku berjauhan dengan mereka, merasa sempurna dalam menjalani masa masa remaja itu. Sekarang ini adalah masa yang sebenarnya aku sudah mencapai atau menjadi seperti apa, bertambahnya umur dan tak merasakan adanya perubahan besar dalam diriku, aku masih saja seperti anak kecil, dan anak remaja yang selalu mementingkan ego ketimbang hal-hal yang lain. Terkadang semua permasalahan dapat aku selesaikan sendiri tanpa bantuan mereka-mereka.
Kemarin, ya kemarin hanya beberapa menit aku memperhatikan seorang kakek tua berjalan sendiri menelusuri jalan yang sepi sendiri. Tepat sekali aku berjalan dibelakangnya, dia berjalan dengan sangat pelan, dibantu tongkat ditangan kanannya. Akupun sejanak memperlambat jalanku dan memperhatikannya, aku merasa seperti dia. Merasa seperti susahnya meneruskan perjalanan itu, sejenak berhenti melihat lurusnya jalan yang sedikit menanjak. Dia menghela nafas saat terhenti, dan melanjutkan jalannya kembali. Tampak dia mengusahakan tetap berjalan gagah dan ingin menyelesaikan perjalanan yang kuanggap tidak sebegitu jauh. Untuknya pastilah dia benar-benar sangat berjuang sampai tujuan. Ini yang menjadikanku sedikit memikirkan tentang apa yang telah aku lakukan sekarang, sudahkah aku melakukan hal yang sama seperti dia, melakukan perjuangan dan menjalani kehidupan untuk sampai keperaduan terakhir. Aku terus mengikuti langkah jalannya, pelan-pelan dan kubuat agar dia tidak tahu bahwa ada seorang yang sedang memperhatikan gerak geriknya. Dalam perjalanannya itu dia saling bertegur sapa dengan orang-orang yang umurnya jauh dibawah, ya tersenyum seolah tak ada permasalahan yang pernah atau sedang menghampirinya. Sangat bersinar dan ikhlas sekali paras senyumnya, lembut sekali. bahkan aku pun sendiri merasa tak pernah memberikan senyum sepertinya selama aku hidup. Aku tak mengetahui siapa kah yang sedang menunggunya dirumah, siapakah yang telah mempersiapkan makanannya, tetapi seolah dia benar-benar harus sampai tujuannya. Ini merupakan pelajaran yang sangat berguna untukku, aku bisa mengambil untuk kujadikan semangat dalam perjalananku. Mungkin terlalu berlebihan cara pandang pemikiranku, tapi ini sangat bener-benar berguna bagiku.

Terimakasih kakek, aku akan selalu mengingat apa yang aku fikirkan saat aku berada dibelakangmu saat itu.

Selalu sabar, tetap semangat, MERDEKA TERUSS!!!

Rabu, 04 Januari 2012

Inilah Bocah Pengganti Steve Jobs

Steve Jobs - Thomas Suarez (kanan)

Reza Wahyudi | Wicaksono Surya Hidayat | Selasa, 22 November 2011 | 12:52 WIB

KOMPAS.com — Setelah meninggalnya visioner dan pendiri Apple, Steve Jobs, semua orang bertanya-tanya siapakah yang mampu menggantikannya. Bukan untuk menggantikannya sebagai CEO Apple karena Apple telah menunjuk Tim Cook untuk jabatan tersebut.

Steve Jobs terkenal dengan pesona, kejeniusan, dan visi masa depannya. Karakter dan sifat Jobs inilah yang menjadi fokus semua orang sehingga memunculkan pertanyaan, siapa "The Next Steve Jobs".

Pertanyaan tersebut sepertinya akan segera terjawab. Dalam sebuah acara sharing teknologi TEDx ManhattanBeach, seorang anak yang masih duduk di bangku kelas VI SD tampil memukau saat mempresentasikan produk ciptaan dan perusahaan startup-nya kepada hadirin. Dia penuh percaya diri dan punya bahasa tubuh yang mengingatkan publik terhadap mendiang Steve Jobs.

Anak ini bernama Thomas Suarez, seorang anak berusia 12 tahun asal California, AS. Dia adalah pendiri sebuah perusahaan startup CarrotCorp yang saat ini sedang mengembangkan aplikasi untuk sistem operasi Apple iOS.

Seperti dikutip dari Daily Mail, Thomas Suarez ternyata memang seorang pengagum Steve Jobs. Dia telah tertarik membuat program komputer sejak taman kanak-kanak dan belajar secara otodidak beberapa bahasa pemrograman, seperti Phyton, C, dan Java.

Karya pertamanya, yaitu Earth Fortune, hadir pada akhir tahun 2010 lalu, sebuah program yang memungkinkan perubahan warna Bumi berdasarkan peruntungan penggunanya.

Saat ini, Thomas tetap fokus menimba ilmu di sekolah formal sambil tetap mengelola perusahaan CarrotCorp.

Dalam presentasinya di TEDx, ia sedang memaparkan produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan startup-nya itu. Selain memukau mereka yang hadir, Thomas juga membuat publik penasaran dengan memamerkan sebuah tagline yang berbunyi, "Uploading pictures will never be the. Coming soon".

Apakah Thomas Suarez dapat menggantikan idolanya, Steve Jobs? Setidaknya dia mempunyai potensi untuk menuju ke arah sana.

Berikut penampilan Thomas Suarez dalam acara TEDx ManhattanBeach.

MINING TERMINOLOGY


01. Bund Wall : Tanggul Pengaman

02. Request Level (RL): Ketinggian/level/elevasi yang diminta sesuai

03. Disposal: Tempat pembuangan / penumpukan material tak ” dipakai“ (OB, Sub Soil, Dll).

04. Waste Dump: Nama lain disposal.

05. Waste: Material-material yang tidak “dipakai”.

06. Top Soil: Tanah pucuk yang mengandung “hara” (bahan yang menyuburkan tanah.

07. Sub Soil: Tanah di bawah lapisan Top Soil tetapi diatas OB.

08. Stripping Ratio (SR): Perbandingan jumlah volume batuan (OB, waste) yang harus dibongkar untuk mendapatkan sejumlah (ton) mineral/bahan tambang (Coal –Ore). SR=1:5

9. End Wall : Dinding atau batas akhir dari penambangan. Biasanya terdapat diujung daerah penambangan (melintang strike).

10. Settling Pond : Kolam Pengendapan.

11. Mud Pond : Kolam Penampungan lumpur.

12. ROM (Stock Pile) : Run Off Mine, Raw Off Mine

13. Fleet : Sekumpulan Armada Produksi. Biasanya terdiri dari Excavator, Truck & alat pendukungnya : DZ, GD dll.

14. Match Factor : Angka yang menunjukkan hasil perbandingan antara produksi alat muat dengan alat angkut yang dilayani. Match = seimbang jika nilainya 1 (satu).

15. Idle : Waktu hilang karena sebab yang tidak dapat dikontrol manusia, seperti : Hujan, Kabut, dll.

16. Delay : Waktu hilang yang dapat dikontrol / dibatasi oleh tindakan manusia, seperti ; Rest Time, Refueling, Move karena blasting.

17. Slippery : Wet condition, Waktu yang hilang setelah hujan sampai dengan kering dan dapat beroperasi kembali.

18. Rain : Waktu selama hujan berlangsung.

19. BCM : Bank Cubic Meter ; volume insitu (di tempat).

20. LCM : Loose Cubic Meter ; Volume terurai / gembur.

21. CCM : Compact Cubic Mater ; Volume setelah pemadatan

22. AMD : Acid Mine Drainage, Pengaliran air asam tambang

(Pengaturan aliran air).

23. Cross Fall : Bentuk normal kemiringan jalan (cross section) satu atau dua arah.

24. Cut Back : Pemotongan pit dilakukan secara bertahap dengan garis potong sejajar dengan garis pit design, hal ini biasa dilakukan untuk mengimbangi stripping ratio pada proses pengerjaan tahap –tahap penambangan (Push back)

25. Grade : Kemiringan jalan (%), misalnya 4 %.

26. Grade : Kandungan / kadar mineral berharga dalam bijih (Ore seperti

Emas, grade dengan satuan 4 gr/ ton).

27. Contour : Garis menghubungkan titik-titik yang sama ketinggiannya.

28. Coal Expose : Coal yang sudah terbuka /dibuang OB nya.

29. Coal Inventory : Coal yang ada /masih ada dalam tambang dan siap diangkut keluar tambang (keROM).

30. Contamination : Tercampurnya coal dengan material lain dari luar ; OB, scorea, besi dll

31. Dilution : Tercampurnya Ore (Emas) dengan material lain dari luar (waste,dll).

32. Roof : Lapisan bagian paling atas batubara (coal)

33. Floor : Lapisan bagian paling bawah dari batubara (coal)

34. OutCrop : Singkapan batubara/ujung atas batubara yang terlihat langsung tanpa ada tanah (material) penutup

35. Log stock pilling : Area penumpukan kayu batangan / gelondongan (log)

36. Grubbing : Pengumpulan tumbuhan semak / perdu

37. Embankment : Timbunan massal (volume besar) untuk konstruksi

38. Cut & Fill : Galian / potong dan timbun

39. Sub Grade : Konstruksi badan jalan dari tanah yang telah memenuhi persyaratan kepadatan tertentu

40. High wall : Dinding tambang pada sisi kemiringan batu bara terdalam yang terdiri dari slope dan bench

41. Low wall : Dinding tambang pada sisi terdangkal / singkapan ini bisa terbentuk dari floor atau bench/slope

42. Road drainage : Drainasi atau pengaliran air dari sisi kiri dan kanan jalan

43. Rip Rap: Tempat aliran air yang sengaja dibuat untuk mengalirkan air pada sisi kiri dan kanan jalan

44. Culvert : Gorong-gorong untuk pengaliran air paritan, creek atau sungai kecil, biasanya terbuat dari plat baja / beton bertulang

45. Road pavement : Lapis pengerasan jalan, ini bisa terjadi dari agregate (batuan base/sub base coarse, coarse, surface), aspal atau beton

46. Water spraying : Penyiraman jalan, biasa dilakukan untuk mengurangi debu atau menjaga kelembaban jalan tertentu

47. General work : Pekerjaan yang sifatnya umum untuk mensupport pekerjaan tambang misalnya ; drainasi, sloping, cleaning, dll)

48. Road maintenance : Perawatan jalan yang meliputi ; grading, compacting, water spraying, bund wall, re-seating material surface, perawatan dll

49. Free face : Bidang bebas/batas antara material asli dan material yang sudah diambil (bisa coal atau OB)

50. Crest : Sisi atas / kepala slope

51. Toe : Sisi bawah / kaki slope

52. Overall slope : Kemiringan total dari beberapa slope yaitu dari crest tertinggi sampai toe yang paling terdalam

53. Super elevasi : Kemiringan badan jalan dari titik tengah (center line) sampai ke sisi terluar jalan

54. Sight distance : Jarak pandang baik pandangan henti sampai dengan pandangan menyiap

55. Batter slope : Kemiringan individual slope (kemiringan antara crest dan toe dalam satu slope di daerah galian / timbunan)

56. Cycle time: Waktu edar untuk suatu aktivitas tertentu satu alat