Jumat, 09 September 2011

Saling Menguatkan dan Bukan Saling Unjuk Kekuatan (Belajar Menjadi Besi)

Rasulullah mengumpamakan persaudaraan Muslim itu laksana sebuah bangunan adalah, agar satu dengan yang lainnya bisa “SALING MENGUATKAN” dan bukan “SALING UNJUK KEKUATAN”.

Mari kita perhatikan gedung dimana kita sekarang membaca tulisan ini. Nampak indah dan kokoh bukan??? Kalau misalnya saya tanya bahwa gedung itu kuat karena rangka besinya yg kokoh, apakah kita percaya? Saya yakin jawaban kita adalah ‘ya, tentu saja ada besinya’. Tetapi bukankah besi itu tidak terlihat? Lalu apa buktinya kalau memang ada besinya dlm bangunan tersebut?
Barangkali kita akan menertawakan saya sebagai jawaban pertanyaan itu. Ya, karena tanpa harus terlihat sekalipun, kita pasti sudah yakin bahwa kokohnya bangunan itu salah satunya pasti karena didukung rangka besi yang kuat. Justru bila besi itu “menunjukkan diri”, maka bangunan itu akan roboh tak terbentuk lagi.
Nah, bukankah itu bermakna bahwa untuk diakui eksistensi seseorang itu, tidak perlu harus menonjolkan diri, tidak harus koar-koar menceritakannya kepada orang lain. Apalagi sampai sakit hati hanya karena dia yang bekerja keras tetapi orang lain yang disanjung. Sebab kalau melihat karakter besi tadi, betapa dia juga tidak pernah sakit hati meskipun bertagun-tahun dia harus rela menahan beban bangunan yang kokoh itu untuk menjaga bangunan itu tetap berdiri. Kepadanya bergantung keselamatan orang-orang yang tinggal didlm gedung itu. Tapi pernahkah orang memujinya? Tidak pernah! Kebanyakan orang saat melihat bangunan yang kokoh akan banyak memuji lantainya, atapnya, cat dindingnya, pagarnya, atau interiornya yang mewah. Tapi tidak seorngpun memuji besi yang memang tidak kelihatan.
Lalu apakah besi marah dan “merajuk”, lalu meruntuhkan dirinya sendiri untuk mencelakai yang lain? Tidak! Dan tidak akan pernah. Sang besi begitu ikhlas mengabdi untuk menguatkan bangunan itu tanpa pernah sekalipun mengeluh atau perasaan ingin dipuji oleh orang lain. Baginya, pujian bagi tembok, bagi lantai, atau atap adalah pujian juga untuk dirinya. Inilah sifat saling menguatkan itu, sikap ikhlas berjuang meski tak sekalipun dianggap pahlawan, sebuah contoh konkrit yang selayaknya kita tiru!

Dikutip dari:
Rumah Lentera Dzulqaidah 1431 H

Selalu sabar, tetap semangat, MERDEKA TERUS!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar