Selasa, 20 September 2011

Kisah Sebatang Bambu

Assalamu’alaikum WR. WB.

Bapak/Ibu yang dirahmati Allah SWT, berikut ada sebuah artikel menarik, semoga dapat menginspirasi

Sebatang bambu yang indah tumbuh di halaman rumah seorang petani. Batang

bambu ini tumbuh tinggi menjulang di antara batang-batang bambu lainnya.

Suatu hari datanglah sang petani yang empunya pohon bambu itu.

Dia berkata kepada batang bambu," Wahai bambu, maukah engkau kupakai untuk

menjadi pipa saluran air, yang sangat berguna untuk mengairi sawahku?"

Batang bambu menjawabnya, "Oh tentu aku mau bila dapat berguna bagi engkau,

Tuan. Tapi ceritakan apa yang akan kau lakukan untuk membuatku menjadi pipa

saluran air itu."

Sang petani menjawab, "Pertama, aku akan menebangmu untuk memisahkan engkau

dari rumpunmu yang indah itu. Lalu aku akan membuang cabang-cabangmu yang

dapat melukai orang yang memegangmu. Setelah itu aku akan membelah-belah

engkau sesuai dengan keperluanku. Terakhir aku akan membuang sekat-sekat

yang ada di dalam batangmu, supaya air dapat mengalir dengan lancar. Apabila

aku sudah selesai dengan pekerjaanku, engkau akan menjadi pipa yang akan

mengalirkan air untuk mengairi sawahku sehingga padi yang kutanam dapat

tumbuh dengan subur."

Mendengar hal ini, batang bambu lama terdiam....., kemudian dia berkata

kepada petani, "Tuan, tentu aku akan merasa sangat sakit ketika engkau

menebangku. Juga pasti akan sakit ketika engkau membuang cabang-cabangku,

bahkan lebih sakit lagi ketika engkau membelah-belah batangku yang indah

ini, dan pasti tak tertahankan ketika engkau mengorek-ngorek bagian dalam

tubuhku untuk membuang sekat-sekat penghalang itu. Apakah aku akan kuat

melalui semua proses itu, Tuan?"

Petani menjawab batang bambu itu, " Wahai bambu, engkau pasti kuat melalui

semua itu, karena aku memilihmu justru karena engkau yang paling kuat dari

semua batang pada rumpun ini. Jadi tenanglah."

Akhirnya batang bambu itu menyerah, "Baiklah, Tuan. Aku ingin sekali berguna

bagimu. Ini aku, tebanglah aku, perbuatlah sesuai dengan yang kau

kehendaki."

Setelah petani selesai dengan pekerjaannya, batang bambu indah yang dulu

hanya menjadi penghias halaman rumah petani, kini telah berubah menjadi pipa

saluran air yang mengairi sawahnya sehingga padi dapat tumbuh dengan subur

dan berbuah banyak.

Pernahkah kita berpikir bahwa dengan masalah yang datang silih berganti tak

habis-habisnya, mungkin Allah sedang memproses kita untuk menjadi indah di

hadapan-Nya? Sama seperti batang bambu itu, kita sedang ditempa, Allah

sedang membuat kita sempurna untuk di pakai menjadi penyalur berkat. Dia

sedang membuang kesombongan dan segala sifat kita yang tak berkenan

bagi-Nya. Tapi jangan kuatir, kita pasti kuat karena Allah tak akan

memberikan beban yang tak mampu kita pikul.

Sumber: arumjakarta.wordpress.com

Berikut juga saya kirimkan link Rumah Lentera periode September 2011

http://rumahzakat.org/download/magazine/RL_september2011.pdf

Semoga Bermanfaat


Wassalamu’alaikum WR. WB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar