Minggu, 09 Oktober 2011

Merencanakan Pernikahan Islami

Oleh:

Muhammad Sholeh Drehem, Lc, M.Ag

Ketua Ikatan Dai Indonesia (IKADI) Jawa Timur

Pernikahan bagi seorang manusia adalah kebutuhan dan kewajiban yang tak bisa terlepaskan begitu saja. Pernikahan tidak semata-mata proses ijab qabul ataupun sekedar legalisasi syahwat. Pernikahan adalah ikatan yang menyatukan cara pandang, prinsip dan yang terpenting adalah proses untuk membangun peradaban yang lebih baik.

Ada beberapa hal yang semestinya diketahui dan dipersiapkan oleh mereka yang akan menikah. Persiapan yang matang menentukan keharmonisan bagi kelangsungan pernikahan. Ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan. Pertama adalah persiapan kekuatan ruhaniah. Sebagaimana yang disampaikan Nabi Muhammad SAW, bagi mereka yang akan menikah hendaklah taqwa dijadikan prioritas untuk ditingkatkan.

Selanjutnya adalah persiapan terkait dengan kesyariannya. Menurut Sholeh mengikuti aturan syar’i dalam menjalankan proses pernikahan maupun berumah tangga sangatlah penting. Bila dari awal hal ini diabaikan maka keharmonisan dalam keluarga akan terganggu. Misalnya, jika menikah dan masih tinggal di rumah mertua, maka aturan mengenai hubungan dengan mertua, ipar dan sanak keluarga yang lain haruslah dipahami dan diamalkan dengan baik.

Persiapan ketiga yang tak kalah penting adalah fikri. Seseorang dengan pemahaman ilmu yang baik mengenai seluk beluk pernikahan akan lebih mudah dan terarah dalam membina keluarga. Ilmu-ilmu pernikahan yang semestinya dipahami antara lain adalah membangun rumah tangga yang islami, mendidik anak, hingga berinteraksi dengan pasangan.

Persiapan keempat yang sebaiknya terpenuhi adalah persiapan jasadiyah. Seorang wanita menyukai laki-laki yang memiliki kekuatan dan ketangguhan jasad yang baik. Hal ini penting karena bagaimanapun seseorang akan merasa aman bila dilindungi oleh orang yang dianggap lebih kuat.

Persiapan pribadi terakhir yang penting adalah persiapan finansial. Bukan berarti harus dalam keadaan kaya terlebih dahulu baru menikah. Melainkan berkecukupan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Bagi seorang suami yang terpenting adalah semangat kerja untuk mencari rezeki halal bagi keluarga.

Persiapan orang tua

Peran orang tua dalam mempersiapkan anaknya untuk menikah menjadi faktor penting yang sangat bepengaruh bagi masa depan anaknya. Sholeh menilai setiap orang tua semestinya jeli dalam melihat perkembangan anak-anaknya. Anak yang memiliki kecenderungan untuk menikah akan memperlihatkan perilaku yang berbeda dengan anak yang belum memilikinya. Komunikasi dengan anak adalah kunci penting bagi orang tua guna memberikan pendidikan mengenai pernikahan.

Satu hal yang juga harus dipahami adalah perihal walimahan (resepsi pernikahan). Tidak sedikit orang yang memaksakan resepsi dengan mewah, padahal kemampuan yang dimiliki tidak seimbang. Rasulullah mengatakan adakanlah walimahan meskipun dengan satu ekor kambing. Ini berarti resepsi tersebut disesuaikan dengan kemampuan masing-masing tidak perlu dipaksakan.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar