Senin, 05 November 2012

Keterpurukan

keterpurukan terkadang membuat kita semakin putus asa, keadaan ini membuat kita akan kehilangan kendali. Sikologis yang akan melemah pada saat momen-momen tertentu ini menjadikan kita kehilangan konsentrasi. kita mungkin bisa mengendalikan emosi ini, mungkin juga kita tidak bisa mengendalikannya. Beragam orang akan mencoba keluar dari kondisi ini, ada juga yang terlena dan mengikuti arus sampai dia menemukan titik dia bisa bangkit. Hiburan ataupun jenisnya untuk kita lepas dari ini hanya sebagai bumbu-bumbu saja, karena akan muncul lagi hal-hal yang membikin kita terpuruk kembali. Doa, kita percaya sebagai obat yang paling mujarab. Semua orang tidak akan menolak kalau doa adalah menjadi benteng pertahanan yang paling kokoh. maka kita pasti akan mengutamakan doa lah sebagai amunisi untuk keluar dari keterpurukan.
Bersyukur lalu kita akan terus melanjutkan kehidupan, dan percaya keterpurukan lainnya akan muncul kembali setelah ini. Selama kita percaya akan ada penyelesaian suatu hal itu, maka itu juga lah kita kan semakin tangguh menghadapinya. Salut untuk mereka yang dapat keluar dari keterpurukan, salut untuk mereka yang bisa tetap menjalani kondisi itu. Teman merupakan salah satu solusi juga untuk melepaskan. Semua itu memang tidak bisa dipaksakan cepat, butuh proses menjalaninya. tidak itu detik, menit, jam, ataupun hari, bulan, dan tahun.
Musik, musik juga merupakan sebagai media penenang sesaat dalam melewati keterpurukan. gunakan semaksimalnya pendengaran kita untuk mendengar alunan alat-alat musik maupun liriknya, ini menjadikan kita sedikit tidak memikirkan hal-hal yang menjadikan keterpurukan. Kita pasti akan selalu berusaha agar hari ini bisa melepaskan rasa itu, tetapi dalam usaha itu kita memang harus kembali memiliki mental yang tangguh. Mamang untuk merubah hal yang kemarin kita harus terus berusaha dihari ini, dan hari esok akan terasa berbeda dengan hari kamaren atau hari ini. Kita sendiri yang harus menghadapi, bukan orang lain, tapi memang harus kita. Siap atau tidaknya kita menghadapinya, kembali ke diri kita sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar